Mancanegara

Tentara Turki Rebut Sejumlah Daerah di Afrin, Termasuk Bali

NUSANTARANEWS.CO – Tentara Turki secara resmi telah melaksanakan operasi perang memburu militan Kurdi di perbatasan Suriah. Sejumlah daerah di Afrin oleh media Turki telah direbut seperti desa-desa di Bali, Shankal, Qarne dan Adah Manli.

Tak hanya itu, harian Turki Hurriyet seperti dilansir Al Jazeera menyebut daerah pedesaan lain seperti Kita, Kordo, Balibno dan empat bukit lainnya di Afrin telah dikuasai.

Saat ini tentara Turki tengah bergerak ke arah bagian selatan wilayah Suriah dan front di sebelah timur dan barat.

Kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintahan Turki mengatakan bahwa pasukan meluncurkan serangan front kedua ke arah Afrin dari Azaz Suriah Senin kemarin untuk mendesak pasukan Kurdi Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG) di sisi barat dan timur untuk terus maju ke selatan Afrin.

Bagi Turki, memburu YPG adalah keniscayaan. YPG dipandang Turki sebagai kelompok teroris yang bertindak sebagai cabang Partai Buruh Kurdistan (PKK) Suriah yang telah berperang sengit selama tiga dekade melawan Turki.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Kendati telah merebut sejumlah daerah, bukan berarti YPG tak melawan. Dua orang tentara Turki dilaporkan tewas dalam sebuah kontak senjata dengan YPG di tenggara kota perbatasan Gulbaba.

Sementara itu, kelompok Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menyebutkan bahwa sedikitnya sudah ada 24 warga sipil Suriah yang terbunuh sejak Turki melancarkan serangan. Sedangkan dua warga sipil lainnya tewas terkena tembakan senjata militan Kurdi.

Laporan lain dikatakan sebanyak 54 militan Suriah tewas, termasuk 19 pemberontak, 26 militan Kurdi dan 9 korban lainnya belum dikenal.

Ankara sendiri membantah keras tentaranya telah menewaskan warga sipil. “Itu propaganda dan omong kosong serta dusta tanpa dasar,” tukas Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.

Dewan Keamanan PBB saat ini masih mengkaji tentang operasi militer Turki di perbatasan Suriah tersebut. Namun, DK PBB juga belum berani mengambil sikap untuk menekan agar operasi Turki dihentikan.

Di pihak lain, AS melalui Rex Tillerson mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan operasi Turki. Sedangan Kepala Diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan dirinya akan mengadakan pertemuan dengan pejabat Turki guna membahas situasi di perbatasan.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersikeras operasi di perbatasan sudah benar. Ia geram dengan tuntutan AS yang mendesak DK PBB untuk menghentikan operasi tersebut.

“Memang sudah berapa lama anda (AS) di Afghanistan? Irak?,” tukas Erdogan. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3