NUSANTARANEWS.CO – Tentara pemerintah Suriah menemukan kuburan masal di Ghouta Timur. Sebuah kuburan masal yang berisi sejumlah mayat telah ditemukan hari ini di pinggiran Harasta. Meskipun jumlahnya belum pasti namun menurut sumber lapangan mengatakan bahwa kuburan massal yang ditemukan di kota Harasta, berisi lusinan mayat warga sipil dan prajurit militer yang diduga telah dieksekusi oleh para teroris.
Pemerintah Suriah telah mengambil alih daerah pinggiran Harasta setelah militan kelompok Ahrar al-Sham dan Hay’at Tahrir al-Sham meninggalkan benteng mereka ke utara Suriah sesuai kesepakatan evakuasi.
Temuan itu merupakan rangkaian yang dibuat oleh pasukan Suriah ketika mereka menjalankan operasi penyisiran terhadap sisa-sisa kantong teroris.
Kesaksian dari sekitar 400.000 warga sipil di kantong yang dikuasai militan juga telah menyebutkan rincian tentang pelanggaran kemanusiaan sistematis oleh para teroris terhadap hak asasi manusia, seperti pemenjaraan dan penyiksaan terhadap mereka yang disebut ‘kafir’, dan penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia.
Menurut seorang pria bernama Ahmed, “Tidak mungkin untuk keluar, jika seseorang mencoba melarikan diri ke wilayah yang dikuasai oleh tentara Suriah, ia mempertaruhkan nyawa dan nyawa sanak keluarga berada dalam bahaya,” katanya, sebagaimana dilansir Sputnik.
Kisah warga yang lain juga mengungkapkan bahwa bila ada orang yang gagal melarikan diri akan membuat keadaan menjadi lebih buruk, para teroris memandang orang seperti itu sebagai pengkhianat.
“Saya dipaksa untuk mempertahankan gagasan menciptakan negara Islam dan untuk mencapai tujuan itu kami pun harus mencemarkan negara Suriah dan tentara, jika tidak maka dianggap kafir.”
“Para militan telah mengubah hidup kami secara signifikan. Begitu mereka merebut kekuasaan di wilayah kami, mereka mendirikan penjara dan ruang penyiksaan. Mereka terus-menerus menuduh pemerintah dan tentara melalui media.”
Sampai berita ini diturunkan, sekitar 20.000 pasukan teroris dan keluarganya telah dievakuasi ke Idlib di bawah kesepakatan antara pemerintah dan faksi pemberontak Ahrar al-Sham dan Faylaq al-Rahman, yang mengendalikan kantong di sekitar kota Harasta dan Arbin. (Aya)