Budaya / SeniPuisi

Tembang Kebangkitan

Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch (Gus Nas)

TEMBANG KEBANGKITAN

Inikah negeri jangkrik itu
Dimana sinetron tuna etika dan iklan partai merajai layar kaca
Dimana penodaan dan penistaan menjadi viral di ranah maya

Kebangkitan ekonomi hanya melahirkan hedonisme dan darurat narkoba

Di negeri jangkrik
Demokrasi semakin kusut
Tanpa tersentuh setrika
Politik hanya bisa menggelitik
Jika amplop dan sembako turut bergerilya

Kebangkitan politik macam apa ini?
Jika partai-partai hanya membuahkan silang-sengkarut dan darurat korupsi
Demokrasi tanpa nurani hanya menghasilkan politik biaya tinggi

Berkacalah pada denyut jantung alam raya
Menjadi guru tanpa harus menggurui

Simaklah dengan seksama suara perih akar rumput
Yang terinjak-injak hidupnya

Para petani pantang mengeluh perihal pupuk langka
Perihal lintah darat dan kartel beras yang merajalela
Juga hantu belang gagal panen bernama pestisida

Para nelayan hanya bisa menari di batu karang
Sebab ikan-ikan mati dalam jaring raksasa
Dan dari kapal pesiar dan tanker berbendera drakula
Para cukong melambaikan tangannya

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Sedangkan kaum buruh hanya bisa gaduh
Sebab upah rendah dan laku semena-mena
Ulah para majikannya

Betapa ajaibnya watak manusia di negeri jangkrik ini
Sesama warga saling mencela
Sesama suku saling beradu
Sesama agama saling menghina
Satu bangsa tapi gagal menyemai cinta
Satu tumpah-darah tapi mudah diadu-domba

Kebangkitan agama macam apa ini?
Ketika agama dijadikan perisai dan senjata
Tanpa moral dan tatakrama menyertainya
Dan keagungan Tuhan hanya menjadi alat propaganda

Garuda tak lagi gagah mengepakkan sayapnya
Merah-putih makin kuncup kibarannya
Kebhinekaan telah diracuni limbah amarah dan tipu-daya

Kebangkitan pendidikan hanya menciptakan gelar di cakrawala
Tapi miskin keteladanan bagi anak-didik di bumi semesta

Di negeri jangkrik
Kedaulatan dan kebangsaan
Tersimpan di saku celana
Gemuruh caci-maki mencakar lewat suara toa

Kebangkitan kebudayaan menjadi partitur tua
Para empu dan pujangga dilecehkan oleh suara bising dunia maya

Betapa malu melihat bangsa semut yang selalu bersama
Betapa malu melihat bangsa lebah yang berbuah madu dari pantatnya

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Bangsa jangkrik memang mudah diadu
Dan miskin berkarya

Wahai para pemuda
Mana jangkrikmu?

Simak: Dirgahayu, Indonesia dan Karikatur Proklamasi – Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

(#Menjelang Hari Kebangkitan 2017 – Gus Nas Jogja)

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll. Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian Writers Conference di National University of Singapore. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 114