Hankam

Teknologi Maju Pesat, Perang Elektronika Dinilai Tak Terhindarkan

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Komandan Pusdikbangspes Kodiklat TNI Laksamana Pertama TNI Budhiyanto mengingatkan bahwa negara-negara maju telah memanfaatkan elektronika sebagai bagian dari operasi peperangan sekaligus penentu dalam sebuah operasi militer sejak Perang Dunia II. Hal ini kata dia tak terlepas dari pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi dan elektronika.

“Banyak persenjataan, pesawat militer dan peralatan militer lain yang didisain serta dikendalikan dari jarak jauh bahkan tanpa awak dan dapat merusak sistem komunikasi lawan, dengan hanya mengandalkan gelombang elektro magnetik, infra merah atau elektro optikal,” ujar Laksamana Pertama TNI Budhiyanto saat membuka Kursus Perwira Pernika Hanud XII/2018 di Pusdiklat Hanudnas Surabaya, Selasa (13/3) sebagaimana dikutip dari Pusat Penerangan TNI.

Baca juga: Benarkah Perang Dingin Baru Telah Dimulai?

Dia melanjutkan, pada konsep perang modern khususnya perang elektronika, sasaran tidak selalu berupa penghancuran alat-alat tempur atau pasukan di garis depan, namun sasaran perang elektronika adalah gangguan sistem komputerisasi, sistem komunikasi, sistem radar dan gangguan-gangguan elektronik lainnya yang mengakibatkan tidak berfungsinya sistem peralatan militer lawan.

Baca Juga:  Lanal Nunukan Berhasil Gagalkan Penyelundupan Shabu Dari Malaysia

“Pada masa kini tentunya perkembangan tentang ilmu perang elektronika akan semakin canggih dan kompleks. Senjata-senjata perang modern masa kini cenderung tidak terlihat agar tidak terdeteksi oleh lawan,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, tentu perkembangan tersebut merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia di tengah-tengah kemajuan jaman dan dalam menghadapi perang modern di masa yang akan datang. “Bangsa Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini terus membangun kekuatan perang, yang dilakukan oleh TNI yaitu dengan melengkapi Alutsista dan sistem persenjataan yang lebih modern, tangguh, kuat dan profesional, serta dapat menimbulkan efek detern bagi negara lain,” jelasnya. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts