Budaya / SeniResensi

Teka-Teki Pembuatan Jagat Raya Dalam Puisi

Judul Buku : Resep Membuat Jagat Raya (Antologi Puisi) Penulis : Abinaya Ghina Jamela Penerbit : Kabarita Tahun : 2017 ISBN : 978-602-72119-1 Peresensi : Norrahman Alif*
Judul Buku : Resep Membuat Jagat Raya (Antologi Puisi)
Penulis : Abinaya Ghina Jamela
Penerbit : Kabarita
Tahun : 2017
ISBN : 978-602-72119-1
Peresensi : Norrahman Alif*

NUSANATARANEWS.CO – Berbicang-bincang tentang puisi-puisi pilhan Abinaya Ghina Jamela ini dalam antologi tunggalnya Resep Membuat Jagat Raya. Seorang perempuan cilik yang masih berusia tujuh tahun ini asal Padang Sumatra Barat. Jiwa saya seperti terbawa ke masa kanak-kanak kembali ketika membacanya, karena puisi-puisinya yang jujur dengan lugas mengungkapkan perasaanya tampa muluk-muluk mengolah kata, dengan menyusupkan tema-tema sosial sekaligus seperti keunikan pada setiap judulnya, misalkan Mi, Es Krim 1, Es Krim 2 dan Wafer atau tentang hewan Nyamuk, Kodok, Ayam, dan masih banyak beragam jenis tema namun Abinaya dengan riang mampu mengungkapkan dengan puitis. Penyair ini sangat muda lahir Oktober 2009 sudah mampu menulis puisi sepeka ini, barangkali bagi saya Abinaya-lah yang paling kecil di antara penyair-penyair cilik di Indonesia.

Namun jangan heran jika kelak ia mampu dengan senjata puisi-puisinya yang unik mengalahkan karya penyair-penyair yang lebih dewasa darinya, sebab usia bukan manjadi barometer dalam kratifitas berkaya. Dan lebih bangganya lagi Indonesia ini dan saya, dengan kejiniusan yang Abinaya miliki ia memasukkan apa yang ia lihat dan di raskan sehari-hari dengan sekecilpun yang menjadi unek-unek dalam.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Imaji ia tulis, melalui kacamata empiris dan rasa hati. Seperti terlihat pada judul-judulnya yang unik; Roti Lapis Abinaya menggambarkan bagaimana bentuk dan rasa roti lapis ketika bersarang dalam mulutnya, seperti kalimat pertama, Ada pelangi di mulutku yaitu roti lapis dan ada dua lapis roti  bentuk roti dalam imaji Abinaya di ibaratkan pelangi adalah warna  lapisan roti yang berbeda warna. Atau Hociko adalah nama anjing, anjing yang setia kepada tuannya sampai mati.

Namun dengan kecerdikan Abinaya mampu mengisahkan dalam puisinya, seperti tapi tuannya sudah mati, tak datang-datang haciko tetap menunggunya  Abinaya mengilustrasikan kisah anijng yang menunggu tuannya di depan pintu kereta, namun tidak tahu tuannya telah mati, namun tidak hanya manusia yang mempunyai perasaan setia kepada pasangannya, anjing pun mempunyai rasa setia yang lebih dengan menunggu tuannya sampai mati dalam penantian di depan kereta tersebut. Dengan kepekaan Abinaya mampu mengungkapkapkan dengan bahasa yang mudah di mengerti pembaca dalam puisinya, yaitu semua kepekaan dirinya dalam beradaptasi dengan flm Haciko tersebut yang memang judul puisinya Haciko.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Namun Abinaya menulis tidak hanya dengan bahan-bahan lingkungan dan keseharianya, yang selalu di gelisahkan, namun ia jugak mengimpor refrensinya melalui buku-buku sekelas dengan penulis dewasa, seperti karyanya Pram atau Hemingwai sebagai bahan pondasi puisi-puisinya, lalu dalam pengalaman membaca Abinaya bertanya dalam puisinya, kenapa aku membaca? Biar pintar seperti bunda penggalan puisinya yang berjudul Ketika Aku Membaca Buku disini Abinaya bertanya kepada dirinya sendiri kenapa aku membaca karena si-Abinaya ini ingin pintar seperti ibunya kelak.

Sedemikan sederhana bahasa namun mampu mengungkapkan kejujuran hatinya, barangkali kenapa Abinaya bertanya seperti itu dalam puisinya, karena bimbingan orang tuanya yang selalu menyemangati dengan peran ibu yang lebih sayang kepada anaknya mampu mendidik Abinaya agar menjadi anak pintar. Barangkali anggapan saya semoga benar Abinaya ini kelak pasti menjadi penyair besar. Mampu melengserkan kedudukan penyair-penyair perempuan seperti Ulfatin Ch atau Dhoreta Herli Yana yang terdengar selalu namanya di dunia kepenyairan Indonesia amin.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

*Norrahman Alif. Lahir di Sumenep Madura Jawa Timur, 01 Mei 1995. Penulis bergit di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta.

___________________

Baca Juga:

Simak di sini: Puisi Indonesia

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 6