HankamOpini

Tawaran “Dahsyat” Rudal Hipersonik Join India-Rusia Bagi Indonesia

Tawaran dahsyat rudal hipersonik
Tawaran dahsyat rudal hipersonik join India-Rusia bagi Indonesia/Foto: Odisha

NUSANTARANEWS.CO – Tawaran dahsyat rudal hipersonik join India-Rusia bagi militer Indonesia. Thailand kemungkinan akan menyalip Indonesia untuk memiliki rudal canggih Brahmos yang merupakan hasil kolaborasi India dan Rusia. India mengklaim bahwa Brahmos merupakan rudal anti-kapal tercepat di dunia dengan Mach 5.0. Bahkan Brahmos II yang sedang memasuki masa uji coba dapat mencapai kecepatan 8.0 Mach.

Rusia sendiri telah berhasil menguji rudal anti-kapal Zircon yang dapat melesat hingga kecepatan Mach 8.0. pada akhir tahun lalu. Rudal yang dirancang khusus anti-kapal ini, rencananya akan dikembangkan juga untuk menyerang target di daratan. Menurut Naval Technology, rudal Brahmos yang dikembangkan oleh India-Rusia juga telah mengadopsi kecanggihan sistem teknologi Zircon.

Rudal dengan jangkauan 300 kilometer ini, memang dirancang untuk meluncur dari silo vertikal. Rudal hipersonik ini telah dipergunakan oleh kapal-kapal Korvet dan Fregat Angkatan Laut Rusia, seperti korvet kelas Steregushchy dan fregat kelas Admiral Gorshkov. Selain itu, kapal selam kelas Yasen Rusia dapat membawa hingga 40 rudal anti-kapal tersebut, lapor Tass.

Baca Juga:  Catatan Kritis terhadap Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024

Zircon menjadi “mimpi buruk” Amerika Serikat (AS) bila diberi muatan nuklir. Dengan menggunakan kapal selam dari lepas pantai timur, sebuah rudal hipersonik dapat menghantam daratan Amerika hanya dalam hitungan 100 detik.

Pemerintah India secara serius telah mencoba menawarkan penjualan rudal hipersonik ini untuk meningkatkan secara signifikan teknologi militer Indonesia. Seperti diketahui, Angkatan Laut Indonesia telah mengoperasikan rudal Yakhont buatan Rusia pada KRI Ahmad Yani dan KRI Oswald Siahaan.

Bila Indonesia memiliki rudal hipersonik Brahmos yang dapat membawa muatan nuklir tentu akan mengubah kesimbangan kekuatan di Asia Tenggara, dan Asia pada umumnya. Dan seperti biasa, AS tentu tidak menginginkan Indonesia memiliki rudal canggih yang berbau Rusia, apalagi dengan kemungkinan memuat hulu ledak nuklir.

Memang penjualan rudal Brahmos ke Indonesia tampaknya akan menghadapi kendala yang jauh lebih besar daripada pembelian Su-35 Rusia. Tapi Vietnam dan Thailand telah mulai melakukan pembicaraan serius untuk mendapatkan teknologi rudal yang menggetarkan lawan tersebut.

Baca Juga:  Presiden Resmi Jadikan Dewan Pers Sebagai Regulator

Meski Indonesia telah menjadi mitra strategis India dengan persetujuan pembuatan pangkalan militer “komando Indo-Pasifik” di Sabang, Aceh pada tahun lalu – tetap saja AS dapat menggunakan Undang-Undang Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) bagi para pembeli alutsista berbau Rusia.

Indonesia tampaknya perlu mempertimbangkan teknologi “Sexy” Brahmos yang setingkat dengan kemampuan rudal Zirkon Rusia. Bila dapat dilakukan TOT atau kerjasama pembuatannya di Indonesia, tentu akan memperkaya kemampuan pertahanan militer Indonesia untuk melengkapi teknologi rudal C-802 dari Cina. Keampuhan rudal C-802 sendiri mulai terkenal sejak dipergunakan oleh militer Hizbullah untuk menyerang kapal perang Israel. (Agus Setiawan)

 

Related Posts

1 of 3,053