Tatacara Mewujudkan Penyelenggara Pemilu Ideal

Ilustrasi: Pemilu/Istimewa/Nusantaranews

Ilustrasi: Pemilu/Istimewa/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz, menyampaikan bahwa, mulai hari ini, tahapan seleksi KPU Bawaslu kembali dilaksanakan.

“Tes Kesehatan Lanjutan, Dinamika Kelompok dan Tes Wawancara akan berlangsung hingga 26 Januari mendatang. Sebanyak 36 calon anggota KPU dan 22 calon anggota Bawaslu akan menjalani serangkaian tes tersebut,” kata Masykur kepada nusantaranews, Senin (16/1/2017)

Menurut Masykur, bila didasarkan pada latar belakang calon, 36 calon anggota KPU sebagian besar berlatar belakang petahana penyelenggara yaitu sebanyak 28 calon (78 persen). Selebihnya berlatar belakang akademisi sebanyak 5 calon (14 persen) dan Pegiat Pemilu sebanyak 3 calon (8 persen). Sementara latar belakang Bawaslu sebagian besar berlatar belakang petahana penyelenggara yaitu 12 calon (54 persen) dan akademisi yaitu 7 calon (32 persen). Selebihnya dari kalangan Pegiat Pemilu sebanyak 2 calon (9 persen) dan PNS 1 calon (5 persen).

“Peyelenggaraan pemilihan umum mendatang tidak mudah. KPU dan Bawaslu baru langsung dihadapkan pada pelaksanaan Pilkada serentak ketiga yang diikuti oleh banyak propinsi besar dan persiapan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden yang direncanakan serentak,” kata dia.

Masykur menyampaikan, setelah menunjukkan kapasitas individu sebagai syarat utama penyelenggara Pemilu yang berintegritas, calon anggota KPU Bawaslu perlu diperhatikan secara berkelompok untuk mewujudkan pengelolaan lembaga publik dengan baik. “Maka, serangkaian tes ini diarahkan untuk menghasilkan penyelenggara Pemilu yang solid, kombinatif dan representatif,” ujarnya.

Lebih lanjut Masykur mengatakan, melalui tes tahap III ini dengan materi dinamika kelompok dan wawancara, arah mewujudkan calon anggota KPU dan Bawaslu yang berintegritas semakin dapat diwujudkan. Kompetensi antar satu calon dengan calon lainnya terwujud dalam komposisi penyelenggara Pemilu yang saling mengukuhkan satu sama lain sebagai wujud soliditas kebersamaan, mencerminkan keragaman baik kapasitas, umur, pengalaman dan latar belakang termasuk laki-laki perempuan serta mampu berkomunikasi dan bersinergi dengan para pemangku kepentingan Pemilu baik didalam maupun diluar lembaga.

“Aspek nilai kompetensi yang terwujud dari proses seleksi ini menentukan. Untuk mewujudkan penyelenggara Pemilu yang solid, kombinatif dan representatif dalam melaksanakan tahapan penyelenggaraan yang lebih berkualitas,” tandasnya. (sule/red-02)

Exit mobile version