Ekonomi

Tarif Listrik 900 VA Naik per Januari 2017, BPS: Tak Berpengaruh Besar ke Inflasi

NUSANTARANEWS.CO – PT PLN (Persero) akan menghapus subsidi listrik 900 va dan 450 va secara bertahap pada tahun ini. Masyarakat pun harus siap untuk menerima kenaikan tarif listrik sepanjang tahun 2017.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif listrik ini belum memberikan pengaruh terhadap inflasi di Januari 2017. Sebab, masyarakat Indonesia masih menggunakan listrik pasca bayar.

“Tarif listrik dibayar dengan 2 cara ada pasca bayar ada pra bayar. Yang akan terjadi nanti kalau orang-orang masih menggunakan listrik pasca bayar, kemungkinan kenaikan ini tidak akan berpengaruh besar ke inflasi di Januari,” kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Sebab, kata Suhariyanto, kenaikan ini akan dilakukan secara bertahap. “Desember ada yang naik, Januari juga ada. Tapi kan bertahap seperti rokok. Jadi efek multiplier tidak besar karena sudah dipersiapkan masyarakat,”

Menurutnya, jumlah masyarakat yang menggunakan listrik pasca bayar sebanyak 71 persen, sedangkan jumlah penduduk yang menggunakan listrik pra bayar (token) sebanyak 29 persen. “Kemungkinan akan ada pengaruhnya di bulan Maret atau April tapi tidak terlalu besar. Harapan kita masih sekitar 0,05 persen,” ucapnya.

Baca Juga:  Ramadan, Pemerintah Harus Jamin Ketersediaan Bahan Pokok di Jawa Timur

Selama ini, kenaikan tarif listrik memang cukup besar terhadap inflasi. Hanya saja, kenaikan tarif listrik di tahun 2017 diprediksi tak akan berdampak pada tingginya inflasi di berbagai daerah. Target inflasi pun diyakini akan dapat tetap tercapai hingga akhir 2017 mendatang.

“Target 4 plus minus 1 persen  bisa terpenuhi karena naiknya bertahap sepanjang bertahap maka dampaknya tidak besar. Lalu kebaikan listrik Desember ada, tapi dampak ke Januari kecil enggak capai 0,01 persen. Biasanya Desember dan Januari mendekati 1 persen,  kalau sekarang jauh dari 1 persen,” ungkap dia.

Selain listrik, pemerintah harus mewaspadai dampak kenaikan harga BBM. Sebab, hal ini akan berdampak pada tingginya inflasi pada berbagai daerah akibat efek domino yang ditimbulkan.

“2,8 persen andil listrik terhadap inflasi. Tapi selain listrik saya kira bensin juga harus dilihat,” tutur Suhariyanto. (Andika)

Related Posts

1 of 31