NUSANTARANEWS.CO, Iran – Pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penarikan AS dari kesepatakan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan tegas dari Presiden Iran Hassan Rouhani.
Hassan Rouhani mengaku siap mengadakan perundingan nuklir dengan negara-negara Eropa tanpa mengikutsertakan AS. Bahkan, Rouhani telah memerintahkan sejumlah diplomat untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara Eropa yang ikut dalam perjanjian tersebut.
Baca Juga:
- UE Tetap Pada Komitmen, Tidak Ada Rencana Untuk Merundingkan Kembali Kesepakatan Nuklir Iran 2015
- Rusia dan Eropa Kompak Tetap Berkomitmen Terhadap Kesepakatan Nuklir Iran
- Eropa Mendesak AS Untuk Tidak Mengoyak Kesepakatan Nuklir Iran
- Uni Eropa Mendesak Washington Menegakkan Kesepakatan Non-Proliferasi Nuklir Iran
- Presiden Trump Cabut Perjanjian Nuklir Iran
Tak hanya itu, Rouhani juga menugaskan hal serupa kepada diplomat untuk melakukan pembicaraan dengan Cina dan Rusia. “Kesepakatan nuklir atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tetap akan mampu bertahan tanpa ikut serta AS,” terang Rouhani.
Ia menyampaikan bahwa, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan memimpin langsung diplomasi kepada sisa negara yang bersepakat dalam pakta tersebut.
“Iran siap meningkatkan pengayaan uranium mereka melebihi batas yang diperbolehkan dalam kesepakatan. Hal itu akan dilakukan kjika ebutuhan Iran tidak dapat terpenuhi,” tegas Rouhani sebagaimana dikutip dari Washington Post, Rabu (9/5/2018).
“Kami akan memutuskan dalam beberapa pekan ke depan terkait peningkatan level pengayaan uranium,” imbuh Rouhani.
Rouhani mengatakan jika dalam jangka pendek Iran merasa permintaan mereka terpenuhi dalam perjanjian itu maka kesepakatan akan tetap dilanjutkan. Menurutnya, jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka Iran siap memerintahkan Badan Atom Nasional untuk melakukan pengayaan uranium tanpa batas.
Sebagaimana diberitakan, Donald Trump menyatakan akan menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan memulihkan sanksi-sanksi yang bertujuan luas untuk memutuskan Iran dari sistem keuangan global.
“Kami akan mengesahkan sanksi ekonomi tertinggi. Setiap negara yang membantu Iran dalam pembuatan senjata nuklir juga dapat dikenakan sanksi keras oleh Amerika Serikat,” kata Trump, Selasa (8/5).
Keluar dari kesepakatan memang memenuhi salah satu janji kampanye Trump, tetapi akan berdampak pada hubungan AS dengan beberapa sekutu terdekatnya dan mengganggu sumber penting minyak dunia. Tindakan AS ini juga memberi Iran pilihan untuk mengusir para inspektur dan melanjutkan aktivitas nuklir, yang telah disetujui untuk ditangguhkan.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: Achmad S.