Budaya / SeniPuisi

Tanah yang Hendak Menggiring Kepulangan

Puisi Muhamad Arifin

TANAH YANG HENDAK MENGGIRING KEPULANGAN

sebelum tanggal hitam menyerupai kabut
pada cangkul pistol memukul sirip tanah
digerbang pemakaman—pohon kamboja
mengabarkan tangisan diam-diam
terbakar sebelum gerimis
mengiris retak luas tanah

satahari sedang belajar memasak kabut
mengiringi jejak-jejak bayang murung
diatas nisan yang hampir lari melikas
malaikat-malaikat berdiri menenun wirid

menulis bahasa—serta langgam yang beda
sebelum adzan pendek di patahkan dalam kubur
kain kafan—pesta suara dalam kesunyian
meraba sisa jejak pemungut doa-doa

bibir yang hendak menalkin
sukma melingkar seraut kibasan elang
mata terpejam—bisikan airmata
menghakimi serpihan penyesalan duka
memutar roda dari ingatan yang memburam
sebelum pulang.

Semarang, 24 Oktober 2017.

DUA LAPIS DUKA

berbicara pada sebuah bangku
sunyi menjadi taman sebelum kisah
menabuh lipatan duka
yang berlari dari pelukan

matahari mengubur dalam bait perpisahan
kupu-kupu membiarkan tanah sebelum hujan
merapalkan intuisi dalam jemarinya

sebab yang menjadi alasan
senyuman menjadi pengirim lagu malam
menidurkan embun-embun
kembali mencuat di batu-batu

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

dua lapis anggur manis
dalam cerca duka diam-diam
menghembuskan perlahan
tubuh—yang menyatakan
kesendirian

Semarang, 03 November 2017.

NASEHAT MIMPI

Pukul tiga bulan tidur pulas
dan gairah mataku masih berdiskusi badai
membicarakan naskah api juga puisi

jalanan dikota mulai padam
mimpi orang gentayangan
ada yang tersipu di trotor
meneguk anyir kematian
malam itu, tuhan datang
menyemai air melati
adapun penyair merakit buku-buku
dan doa pagi yang terguyur embun
adakah orang yang mengabaikan hidup?
sebelum ajal berbicara diepan maut

Semarang, 3 Maret 2017.

Muhamad Arifin, lahir pada 21 April 1998 di dusun Domas, Desa Kenteng, Toroh, Grobogan, Jawa Tengah. Alumni Pondok Pesantren Al-anwar Mranggen Demak, Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM. Bergiat di Forum Komunikasi Mahasiswa Islam USM. Puisinya tersiar di berbagai media cetak , Radar Mojokerto, Tribun Bali. Buku kumpulan puisi bersama Memo Anti Terorisme (2016)Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016)  Aquarium & Delusi 1000 Penyair Terpilih Nusantara penulis buku tamu Gunawan Maryanto (2016).dalam waktu dekat ia akan menerbitkan buku tunggal.

__________________________________

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 122