Puisi

Taka-Tiki Rindu, Bila Engkau Bertanya

bersama rindu, puisi, puisi rindu, puisi buday ad, budi yanto, nusantaranews, nuantara news, kumpulan puisi, puisi indonesia
Bersama Rindu. (Foto: Ilustrasi/juproni.com)

Taka-Tiki Rindu, Bila Engkau Bertanya
Puisi-puisi karya Aidi Makmun

 

 

Taka-Tiki Rindu

Di antara pekat malam, ada rindu yang mesti aku bayar dengan sua
Atau dengan diksi berupa puisi,
Agar kau benar-benar abadi meski sebatas mimpi.
Mesti aku ingatkan lagi kau memang tercipta
Di antara deretan diksi pada puisi yang tak mungkin mati
Meski tanpa urat nadi.
Sebab, puisi dan namamu terpahat rapi pada lukisan
Di kanvas mini di pojok kamar bernama sepi.
Mesti aku ingatkan lagi.
Ada rindu yang mesti aku bayar meski dengan diksi
Agar tidak ada luka pada hati,
Karena rindu yang mesti kita nikmati.

Annuqayah, 2019

 

 

Bila Engkau Bertanya!

Bila kasih sayangmu adalah air yang mengalir dalam jiwaku
Maka tubuhku adalah samudra tempatmu.
Bila engkau bertanya
Apakah aku menyanyikanmu?
Itu adalah rahasiaku dan Tuhanku
Sebab, engkau tak perlu tahu
Cukup rasakan saja puisiku mengalir bersama darahmu.
Bila engkau bertanya
Apakah engkau hidup dalam puisiku?
Maka akupun tak perlu menjawab
Lantaran engkau adalah diksi dari puisiku.

Lubangsa Selatan, 2019

 

 

Perempuan yang Sering Kusebut Namanya di Hadapan Ilahi
Teruntuk Nah

Dengan lirih aku sebut namamu
Di belantara malam tanpa rembulan yang rekah di bibirmu
Aku tak pernah ingin ada yang mendengar namamu selain Tuhanku,
‘pabila hanya mencipata nestapa
Yang sering aku sulam menjadi senyum di pagi buta
Agar tidak ada luka diahir senja
Yang mesti aku nikmati sembari melukis namamu di dalam hati
Yang tak pernah ingin berhenti
Merindui rembulan yang rekah di bibirmu
Walau hanya lewat mimpi.

Lubsel, 2019

 

 

 

 

Penulis: Aidi Makmun adalah seorang LORA dari pulau Tonduk-Raas dan bergiat di Sanggar Basmalah, sekarang masih siswa MAI Annuqayah serta nyantri di PPA. Lubangsa Selatan.

Related Posts

1 of 3,053