NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Partai Golkar sudah melaksanakan Rapat Kerja Nasional pada 22-23 Maret 2018 di Hotel Sultan, Jakarta. Meski Rakernas itu mengeluarkan beberapa rekomendasi penting, namun Golkar dinilai tidak memiliki nyali untuk menetapkan Cawapres pada Pilpres 2019 mendatang.
Penilaian Golkar tak memiliki nyali tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Jenggala Center Syamsuddin Radjab. Menurut Syamsuddin, sebagai partai yang sudah berpengalaman, rakernas Golkar mestinya mememutuskan Airlangga Hartanto sebagai Cawapres Joko Widodo (Jokowi) selain merekomendasikan hal lain.
“Jika kemudian Jokowi tidak menerima Airlangga sebagai Cawapresnya, itu soal lain. Yang penting Golkar sudah mengajukan,” ujar Syamsuddin saat ditemui di kantornya, Sabtu (24/3/2018).
Menurut Syamsuddin, sejumlah elit Golkar sebenarnya memiliki kriteria dan layak untuk menjadi cawapres pendamping Jokowi. Salah satunya adalah Airlangga Hartanto sendiri. Namun sayang, Airlangga tidak ingin dicalonkan menjadi cawapres.
“Jadi menurut saya hasil Rakernas Golkar itu hambar. Jangankan menjadi Capres, Ketumnya saja mau diusung jadi cawapres dia malah takut,” pungkas Syamsuddin.
Menurut Syamsuddin, sikap Airlangga yang tidak ingin dicalonkan sebagai cawapres Jokowi berbanding terbalik dengan Ketua Umum Partai Politik menengah. Ketum PKB Muhaimin Iskadar, tambah Syamsuddin, sudah lama mendeklarasikan diri sebagai cawapres. Begitu juga dengan sikap PPP yang mendorong Ketua Umumnya M. Romahurmuziy alias Romi.
“Itu belum lagi PKS sebagai partai menengah yang sudah melakukan penjaringan capres dan cawapres,” tukas mantan Ketua PBHI ini.
Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Achmad S.