Budaya / SeniPuisi

Surat Tunggal Kepada Perempuan Tanah Garam dan Puisi Karya Rifqi As

Surat Tunggal Kepada Perempuan Tanah Garam
Surat Tunggal Kepada Perempuan Tanah Garam

 

Surat Tunggal Kepada Perempuan Tanah Garam

 

Ibu
Bila dadamu kerontang
Deraslah mata airku mengalir kehilir dzikir jantungmu
Mengabadikan telaga rindu
Juga rentang nyalang kasih sayang yang kau piara
Seringkali, engkaulah perempuan
Yang meniup telinga dan ubun-ubunku dengan doa
Pasrah menghela nafas panjang
Dari lengking sholawat yang kau baca
Sebagaimana menabur sekuntum bunga
Pada kekar lumbung dadaku yang kekal dalam sabar
Hingga, nazar serumpun jenawi
Membanat kelam teduh tawakkal masa silam
Barangkali, tancap zalim kerap kutangkas di matamu
Merintihkan sendawa resah
Meratakan gempur dosa, menyambangi hentak sakral sepanjang hayal
Tetapi kali ini, renungku bangkit kejantung langit
Kembali merundukkan tombak tobat di hamparan sajadah
Meluasi rival insaf tulang-tulang saraf
Sebab, sebagai anak aku sadar
Bahwa jannah ditelapak kakimu
Masihlah harap dahagaku
Annuqayah, 2020

 

 

Testimoni Bola Mataku

 

Bola mataku liar
Menakar resah dari almanak-almanak masa lalu
Terbang lesat membubung tangga langit
Menyusuri lorong-lorong belantara di tubuh malam
Pasrah pada dengkur getir
Yang menyihir tabah mimpi-mimpi petani saban malam
Menanggulangi rumus lelah
Sebagaimana ketulusan bocah-bocah
Memainkan hujan dipelataran
Telah kutampung simbah keringat yang mengucur
Meski, kadangkala penat terlalu kecil untuk kukenal
Sebab, bilamana kompas darahku tumpah
Sempurnalah segenap kisah di tanah lahir yang merdeka
Barangkali, carok telah lama kukenal
Sebagai risalah dari riwayat kematian
Tetapi, aku tetap tak pernah takut
Karena kematian bagiku
Ialah nyawa dari pertarungan
Sejenak, aku berhayal di cekung sunyi
Memulangkan kekal tanya tanpa hitung
Hingga, jawaban yang semestinya kurangkul
Membawaku berbaring dilembar-lembar hidup yang terbaru
Annuqayah, 2020

  

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

 

Manuskrip Resah

 

Suara-suara menggema dilangit
Ayat-ayat cemas beterbangan di tubuh awan
Lalu hujan datang begitu deras mengasah mata
Membasahi dzikir kriki-krikil disepanjang jalan
Tanah-tanah menggerutu
Gubuk kecil retak yang memanjang di sawah
Hingga padi-jagung menangis
Menanggung nasib yang begitu dahsyat mencumbuinya
Daun-daun runtuh dari dahan
Pepohonan-pepohonan tumbang lepas akar
Tak hayal, jika kuterjemahkan hidup
Ialah hanya denyar mimpi yang semestinya berakhir
Begitupun aku baru paham dan sadar
Bahwa busung sinis didadaku
Kembali kerontang dipupus musim
Annuqayah, 2020

 

Penulis Rifqi As’adi, lahir di pulau giliyang, yang terkenal kadar Oksigennya setelah Yordania, 12 September 2002, menyukai puisi dan tater sejak aktif di beberapa komunitas, di antaranya: PERSI (penyisir sastra iksabad ), LSA (lesehan sastra annuqayah), Ngaji puisi, Mangsen puisi, Sanggar kotemang, poar ikstida. Beberapa karyanya pernah di muat di : Radar Madura, Nusantara News, Majalah Sastra Simalaba, Tuban Jogja, Jejak Publisher, Majalah Sidogiri, Berita Baru.co, Radar Pagi,Travesia, Buletin Leluhur, Buletin Bindhara, Majalah Pentas, Potrey Prairey, Harian pringadi, dll. Buku puisinya : Duri-duri bunga mawar (FAM publising 2019), Rubaiyat Rindu (Jendela Sastra Indonesia 2019

Related Posts

1 of 3,052