Suluk Muharram
Munajat di abad sekarat
Kupeluk suluk dengan rindu yang remuk
Kutikam kantuk agar diri tak kian membusuk
Dalam tempayan agungMu
Kunyalakan gairah cintaku
Pada puisi yang tak cuma kata
Pada lagu yang tak hanya merdu
Muharram merajang rinduku
Muharram mencacah resahku
Merayakan cinta pada yatim-piatu
Hari raya setajam sembilu
Muharram mendidih dalam doa-doaku
Harum bunga Padang Karbala
Menderapkan jejak luka pada ziarah kalbuku
Menjelma suluk seribu rindu
Wahai jiwa yang menghasratkan mata air cahaya
Kupinang terang untuk suluk muharram ini
Agar kutemukan jalan pulang
Agar menyatu dengan Sang Maha Rindu
Gus Nas Jogja, 2019
Tentang Penulis: HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.