NUSANTARANEWS.CO – Mantan Komandan Korps Marinir, Letnan Jenderal Marinir TNI (Purn) Suharto, mengungkapkan agar seluruh masyarakat Indonesia sepakat untuk kembali lagi kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945).
Hal itu, menurut Suharto, agar bangsa Indonesia bisa kembali berdaulat di tanah airnya sendiri. Pasalnya, lanjut Suharto, saat ini sudah banyak pihak asing yang menyusup masuk ke negara Indonesia.
“Kita harus menjaga kedaulatan Indonesia, apa saat ini Indonesia berdaulat? Di Pemerintah ada orang asing, di DPR ada orang asing. Semuanya sudah dirusak oleh asing, saya hanya ingin mewariskan atau mewakafkan sisa umur saya untuk generasi penerus, kepada anak cucu saya agar tetap terjaga ke depannya rasa nasionalisme kita,” ungkapnya dalam diskusi dan bedah buku ‘Jati Diri, Doktrin dan Strategi TNI’ karya Marsekal Muda TNI (Purn) Teddy Rusdy di Auditorium Studi Budaya Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Depok, Kamis (25/8/2016).
Bahkan, Suharto mengatakan, dirinya sangat menyesalkan terkait Amandemen UUD 1945 yang telah merubah sejumlah pasal krusial. Contohnya saja, lanjut Suharto, pasal terkait pemilihan Presiden Republik Indonesia.
“Saya juga tidak habis pikir dengan Amandemen UUD 1945, dari 37 pasal, 31-nya dirombak. Bahkan yang paling penting adalah soal presiden harus warga negara asli, kenapa kata aslinya harus dihilangkan? Kalau begitu, warga negara yang bukan asli Indonesia bisa menjadi presiden dong. Kita harus kembali kepada UUD 1945 yang sesungguhnya, bukan UUD 2002,” ujarnya.
Oleh karena itu, Suharto menambahkan, bangsa Indonesia harus solid menjaga nasionalisme. Ia pun mencontohkannya melalui negara Korea.
“Contohnya Korea, apa dia punya minyak? Apa dia punya batu bara? Apa dia punya sumber daya alam lainnya? Tidak ada, yang Korea punya hanya nasionalismenya. Dari 100 mobil yang lewat disana, paling hanya 1 atau 2 mobil asing,” katanya. (Deni)