EsaiKesehatanOpiniTerbaru

Substansi & Makna di Hari Susu Sedunia

Substansi & makna di hari susu sedunia.
Substansi & makna di hari susu sedunia.

NUSANTARANEWS.CO – Substansi & makna di hari susu sedunia. Indonesia menetapkan setiap tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Nusantara (HSN) berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 2182/KPTS/PD.420/5/2009. Selain untuk meningkatkan konsumsi minum susu demi terwujudnya peningkatan kualitas gizi bangsa juga sekaligus mendorong percepatan pengembangan industri sapi perah nasional yang bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Produksi susu segar dalam negeri (SSDN) juga dinilai masih rendah, yaitu 8-13 liter per ekor/hari. Namun, angka ini terus meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan sebesar 4,19 persen produksi SSDN pada tahun 2020 dari tahun sebelumnya menjadi 997 ribu ton.

Melihat data yang dihimpun dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), dalam rentang 10 tahun, rata-rata harga SSDN meningkat Rp 2.200/ltr atau Rp 220/ltr per tahun. Peningkatan ini mampu menopang industri makanan dan minuman di masa pandemi.

Sebuah laporan yang diterbitkan setahun sebelumnya mengaitkan konsumsi susu dengan penurunan risiko stroke sebesar 9 persen. Kalsium yang diperoleh dari produk susu dikaitkan dengan risiko stroke 31% lebih rendah dalam laporan yang sama.

Baca Juga:  Membanggakan di Usia 22 Tahun, BPRS Bhakti Sumekar Sumbang PAD 104,3 Miliar

Susu juga bisa jadi pilihan pangan yang dikonsumsi untuk memulai hari dengan sarapan, kebiasaan yang disebutnya penting untuk irama sirkadian, pola perubahan biokimia, mental, fisik dan perilaku mengikuti siklus 24 jam.

Meski industri persusuan masih dalam batas stabil di masa pandemi, namun pandemi membuat adanya peningkatan dari sisi impor susu. Pada tahun 2020 impor susu per kapita meningkat 0.25% menjadi 16,27 kg/kap/th.

Kebaikan susu juga dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat – baik peternak sapi lokal sebagai pahlawan gizi nasional, maupun masyarakat umum yang kian produktif dengan dukungan gizi yang baik dari produk susu berkualitas.

Seperti diketahui, dibanding negara-negara ASEAN lain saja, tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia adalah yang paling rendah. Hal inilah yang mendasari gerakan sosial “Mulai Dari Kita” ingin meningkatkan kesadaran orang-orang tentang pentingnya mengonsumsi susu untuk semua umur.[]

Penulis: Andre Novasagita

Related Posts

1 of 3,049