Suara Rindu Anggia
Hanya pada ketebalan alismu
Aku dapat bersemidi dalam rindu
Di saat pohon-pohon berbuah sunyi
Dan ranting-ranting runtuh kedalam puisi
Di sana pula aku menemukan suara
Dari resahnya angin yang hilang tiba-tiba
Anggia…
Kalau bukan kepada engkau
Lalu kepada siapa?, aku akan menemukan
Arah menuju pulang, sementara gelap alismu
Hanya terang dalam bayangan,
Seandainya engkau pernah tau
Bahwa mimpi dalam semediku
Hanya berlarut pada suaramu
Akankah burung-burung bersetia meramaikan
Sebagai bekas aroma suara yang sudah hilang
Anggia…
Berikanlah kepadaku
Sebuah peta suara menuju bayangmu
Agar kesunyian tak perlu kita temani
Dari keraguan bayang menuju mimpi.
Geddung kona, 2018
Luka Yang Mempesona
Dari kedatangan malam
Rambut waktu telah mengurai
Mengutuk beribu nasib
Dalam bayang tak terarsip
Angin menyampaikan kebisuan
Pada ladang-ladang susah yang kesepian
Aku tak lagi bisa merana
Kecuali bercerita pada sunyi yang mempesona
Sementara sinar rembulan
Masih setia memantulkan keindahan
Pada daun-daun kering
Sebelum jatuh dari ranting
Anggia…
Sunyi ini terlalu indah dalam pangkuanmu
Marayu di malam-malam pandanganku
Seperti keindahan rindu
Yang menunggu waktu menjadi batu.
Geddung kona, 2018
Jendela Masalalu
Sejak rona itu terkesiap dalam cahaya harap
Aku belajar mengelana di ruang-ruang peggap,
Belajar dari datangnya sebuah sinar
Di jendelam tuan yang retak dan remang
Bukankah kita pernah memandang
Tentang peristiwa tawa sebelum menjadi rindang
Senyum-senyum semakin menyala
Dari godaan mata hingga keujung dada
Sepertinya batas rindu di antara kita
Hayan lampu gantungan dijalan raya
Menebarkan cahaya kesudut doa
Dalam pelukan angan yang sungguh nyata.
Persimbangan, 2018
Puisi karya, BJ Akid adalah pria kelahiran Pasongsongan Sumenep, Madura. Dia menulis puisi beserta Cerpen. Saat ini masih tercatat sebagai santri Pondok Pesantren Annuqayah. Dan menjadi Ketua Komunitas Laskar Pena PPA Lubtara, Sekaligus Pengamat Litrasi Di Kumunitas Surau Bambu dan SMK Annuqayah.