Puisi Falen Seputra
Suara di bawah meja
Kau, memilih jalanan yang penuh sampah di pinggirnya itu
Memilih pasar yang di keroyok kebutuhan
Kau, meludah disitu, pipis disitu bugil disitu
Kau tarik aku dengan tali yang kau ikat di leherku
Kau, berjongkok di tengah pasar buang hajat diantara pedagang kaki lima
Dan toilet menanti sarapan setiap pagi
Dan aku memilih meninggalkan jasad ini, dari pada ikut arus sebiji
Kau kalungkan tali di leherku, menarik aku yang tak hentinya menggonggong.
Bagimu negri
;narty
Bulir air jatuh di sebuah pulau
Hujan,
Tumbuhi bunga di rimba rasa
Bukan mawar berduri, tak pula jamur musim hujan
Ia bunga, bukan karangan bunga seperti hadiah dari para pelayat kala kau berduka cita
Atau,
Dari tetangga kala menerima surat undangan resepsi perkawinan
Bagimu negri,
Bulir air tak tandus walau pawang hujan menyudahi
Jatuhi diri bertubi- tubi ingin mekar sedari tumbuh
Padamu kumbang menyukai, hujan selalu jujur
Ia bukan orang gila yang mengikat tali kaleng kaleng di pinggangnya
Ia pun bukan pemabuk, yang tak kuasa menahan diri
Aku bukan waktu yang singgah tanpa mengetuk pintu, dan
Berlalu dalam bisu
Namamu di ujung telunjuk penaku
Walau telah kusingkap tirai jendela
Warnamu, tak ubahnya ada
Menyambung asa
Hari ini pagi itu,
Yang sudah sudah
Ayah pergi berburu tetapi lupa membawa peluru
Hari ini pagi itu,
Yang sudah sudah
Ayah menulis rusa, ibu membuahi babi hutan
Dan ayah kuyup di guyur hujan
Tiba di rumah dengan sepatu boots yang dilumuri lumpur,
Hari ini pagi itu,
Ayah tak berhenti membeli buku baru
Baca: Puisi Falen Saputra yang lain:
Kota Kecil dan Perjalanan Liar
Falen Seputra, lahir di Duri 09 september 1995. Tinggal di jalan jendral Sudirman Duri, Riau.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].