Kesehatan

Studi Temukan Kontrasepsi Memiliki Kaitannya dengan Bunuh Diri

NUSANTARANEWS.CO – Kontrasepsi adalah cara yang efektif untuk mencegah kehamilan, mengurangi nyeri haid dan mengurangi pendarahan berat. Namun ketika seseorang mengkonsumsi pil kontrasepsi, mugkin beberapa perubahan hormon yang terjadi memberinya efek samping psikologis yang negatif.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Psychiatry, para periset di Denmark melaporkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti pil KB, patch, ring dan IUD hormonal) memiliki tiga kali lipat risiko bunuh diri dari pada wanita yang tidak pernah mengkonsumsi kontrasepsi hormonal.

Risiko absolut bunuh diri yang terkait dengan kontrasepsi hormonal masih sangat rendah, kata periset, namun datanya menunjukkan bahwa perlu dipelajaridan dipahami lebih jauh.

Riset yang sama pada tahun lalu melaporkan bahwa kontrasepsi hormonal dikaitkan dengan risiko depresi 70% lebih tinggi, yang terkait dengan bunuh diri. Karena hubungan itu, dalam penelitaian saat ini para peneliti melihat secara khusus penggunaan kontrasepsi dan bunuh diri.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Mereka menggunakan sebuah penelitian nasional yang melacak semua wanita berusia 15 tahun ke atas yang tinggal di Denmark dari tahun 1996 sampai 2013. Penelitian ini menganalisis resep obat kontrasepsi serta kematian dan penyebabnya dan membandingkan dengan wanita yang tidak mencegah kelahiran atau tudak mengenakan kontrasepsi. Hasil yang ditemukan adalah di antara wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal saat ini, mereka ternyata risiko untuk mencoba bunuh diri dua kali lipat lebih besar dari pada yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Risikonya tida kali lebih besar untuk melakukan bunih diri.

Kontrasepsi dengan risiko bunuh diri tertinggi bunuh diri adalah kontrasepsi patch (dikenal dengan nama ‘KB Susuk’ dimasyarakat), IUD, cincin vagina (KB spiral) dan kontrasepsi pil.

“Awalnya saya terkejut dengan risiko tinggi dibandingkan hasil studi depresi yang saya terbitkan tahun lalu,” kata seorang peneliti dari Universitas Kopenhagen Charlotte Wessel.

Namun dia mengatakan bahwa hasil tersebut masuk akal saat mempertimbangkan ddalam penelitian yang membandingkan penggunaan alat kontrasepsi dengan wanita sebelumnya tidak menggunakan alat kontrasepsi, sementara penelitian sebelumnya membandingkan dengan non-pengguna. Mereka menemukan wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih mungkin memiliki perubahan mood. Pada poengguna muda dalam dua bulan pertama mereka memiliki risiko yang tinggi terhadap bunuh diri ini.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Meskipun para peneliti menyadari bahwa penelitian tersebut mungkin tidak mencakup semua kemungkinan penyebab bunuh diri, namun mereka menghimbau agar kontrasepsi tetap dipertimbangkan sebagai alasan potensial terjadinya banyak kasus bunuh diri pada wanita.

Penulis: Riskiana
Editor: Eriec Dieda
Sumber: Time

Related Posts

1 of 2