Ekonomi

Strategi Kemenperin Kembangkan Industri Kecil Menengah

NUSANTARANEWS.CO – Kementerian Perindustrian kini memiliki strategi dalam upaya memajukan industri kecil-menengah (IKM) di dalam negeri untuk lebih mensejahterakan masyarakat.

“Salah satu strateginya adalah mendorong industri besar agar melibatkan IKM dalam rantai nilai industrinya,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers di Jakarta, Kamis(6/10).

Gati menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Periode 2016-2021 di Hotel Aryaduta bilangan Tugu Tani, Jakarta Pusat.

Selain itu, kata Gati, Kemenperin akan meningkatkan akses IKM terhadap sumber pembiayaan, serta memberikan perlindungan dan fasilitas pengurusan hak paten bagi kreasi dan inovasi baru yang diciptakan IKM.

Di samping itu, Kementerian juga mendiseminasi informasi dan memfasilitasi promosi di pasar domestik dan ekspor, peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan, pendampingan, magang, dan studi banding. “Ada juga peningkatan teknologi melalui restrukturisasi mesin dan peralatan IKM, serta peningkatan kualitas produk melalui fasilitas penerapan standar produk-produk IKM,” ujar Gati.

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Menurutnya, Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, di mana upaya tersebut bisa dimulai dari membangun wirausaha baru, yang membutuhkan dukungan banyak pihak baik pemerintah, lembaga pendidikan, swasta, dan sektor perbankan. Gati menambahkan, pemberdayaan sentra IKM juga merupakan salah satu hal yang diupayakan, karena hal tersebut sangatlah vital dalam pengembangan IKM.

Untuk di ketahui, erdasarkan data pada 2012, jumlah sentra IKM sebanyak 7.439 yang tersebar di seluruh Indonesia dengan ratusan ribu unit usaha memproduksi berbagai macam produk, seperti makanan, kerajinan, dan busana mode. Menurut dia, potensi daya saing industri dalam negeri sangat luar biasa karena ketersediaan sumber bahan baku, pasar, teknologi, dan sumber daya manusia. (Andika)

Related Posts

1 of 4