Strategi Baru Amerika Serikat di Afghanistan

(Foto: Express)

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Presiden ke-45 AS Donald Trump menegaskan strategi baru AS bukan untuk membangun Afghanistan melainkan memerangi teroris.

AS belum mengumumkan secara rinci apa strategi barunya menghadapi Taliban di Afghanistan. Yang jelas, AS akan mengirimkan pasukan tambahan sekitar 4.000 tentara ke Afghanistan untuk membantu 8.400 pasukan yang sudah berada di sana.

Trump menegaskan, penambahan pasukan ke Afghanistan dalam rangka melumpuhkan militan Taliban. “Bukan pembangunan negara, tetapi untuk membunuh teroris,” kata Trump seperti dikutip The Express.

Sebelumnya Trump skeptis AS akan menang perang di Afghanistan setelah 16 tahun berkiprah di sana. Bahkan, Taliban dilaporkan justru semakin kuat dengan perang gerilya yang dilancarkannya selama ini.

Artinya, pengiriman pasukan tambahan ke Afghanistan membuat Trump kembali menarik ucapannya saat kampanye pemilihan presiden. Waktu itu, Trump berulang kali meminta AS untuk menarik diri dari Afghanistan. Namun, pada Senin (21/8), Trump justru mengumumkan dalam sebuah pidatonya akan mengirimkan sedikitnya 4.000 tentara AS ke wilayah tersebut untuk memerangi terorisme.

“Kita lihat serangan keji pekan lalu, serangan ganas di Barcelona. Itu untuk memberikan pemahaman bahwa kelompok teror tidak pernah berhenti melakukan pembunuhan massal terhadap pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah. Anda bisa melihatnya sendiri, mengerikan. Seperti yang saya jelaskan dalam pidato saya di Arab Saudi tiga bulan yang lalu, Amerika dan mitra kami berkomitmen untuk melucuti teroris di wilayah mereka, memotong dana mereka, dan mengekspos daya tarik palsu dari ideologi jahat mereka,” kata Trump dalam pidatonya.

Trum menjelaskan sedikitnya ada tiga kepentingan mendasar dengan ditambahkannya pasukan ke Afghanistan. Pertama adalah meraih kemenangan di kawasan ini, yang kedua adalah mencegah teroris dan ketiga adalah mematahkan konsentrasi teroris di Afghanistan dan Pakistan untuk menghentikan teroris mendapatkan senjata nuklir.

“Di Afghanistan dan Pakistan, kepentingan Amerika jelas: Kita harus menghentikan kebangkitan tempat berlindung yang aman yang memungkinkan teroris mengancam Amerika, dan kita harus mencegah senjata dan bahan nuklir masuk ke tangan teroris dan digunakan untuk melawan kita, Atau di manapun di dunia dalam hal ini,” ucap Trump.

Tak hanya itu, Trump juga menuduh Pakistan menyimpan dan melindungi kelompok teroris seperti Taliban. Beberapa waktu lalu, Jenderal Joseph Votel bertemu dengan Jenderal Qamar Javed Bajwa, (Komandan militer Pakistan) dan meninjau sebuah lokasi pertempuran antara pasukan Pakistan dengan Taliban, Jenderal Bajwa menegaskan, bahwa wilayah Pakistan tidak boleh digunakan untuk menyusun rencana atau melancarkan serangan teror terhadap negara tetangga.

“Saatnya Pakistan menunjukkan komitmennya terhadap peradaban, ketertiban dan kedamaian,” seru Trump.

Untuk itu, AS tampaknya sangat berkepentingan mendekati dan meminta bantuan Pakistan dalam melawan Taliban. Bagian lain dari strategi yang diusulkan adalah mengembangkan kemitraan strategis dengan India.

Trump mengatakan bahwa AS menghargai kontribusi penting India terhadap stabilitas di Afghanistan, namun mereka ingin mereka berbuat lebih banyak untuk membantu di Afghanistan.

“Kita tidak lagi menggunakan kekuatan militer Amerika untuk membangun demokrasi di tanah yang jauh atau mencoba membangun kembali negara lain dengan citra kita sendiri. Hari-hari itu sudah berakhir. Sebagai gantinya, kita akan bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk melindungi kepentingan bersama kami. Kita tidak meminta orang lain mengubah cara hidup mereka, tapi mengejar tujuan bersama yang memungkinkan anak-anak kita menjalani kehidupan yang lebih baik dan aman. Realisme berprinsip ini akan memandu keputusan kita bergerak maju,” kata Trump.

Selain itu, Trump mengatakan bahwa dia akan mencari dukungan dari sekutu NATO untuk rencana yang diusulkan tersebut. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version