Lintas Nusa

STN Nunukan Minta Pemerintah Perbanyak Jalan Tani di Perbatasan

stn nunukan, jalan tani, kawasan perbatasan, nunukan, basis maritim, kalimantan utara, pemda nunukan, petani nunukan, serikat tani nunukan, agus lempang, nusantaranews, ekonomi nunukan, infrastruktur pertanian
Ketua Serikat Tani Nasional Cabang Nunukan, Agus Lempang (tengah berbaju putih) saar memberikan pengarahan kepada para petani. (Foto: Eddy Santri/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – STN Nunukan minta pemerintah perbanyak jalan tani di perbatasan. Sebagai berbasis maritim, Indonesia juga merupakan negara yang agraris. Hampir sebagian besar penduduk di Indonesia tak terkecuali di Nunukan, Kalimantan Utara menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu penyangga ekonomi masyarakatnya.

Namun julukan sebagai negeri agraria sampai saat ini masih jauh panggang dari Api. Ketua Serikat Tani Nasional Cabang Nunukan, Agus Lempang, mengungkapkan hal tersebut karena ia menilai selama ini pemerintah dan pihak-pihak tertentu cenderung abai pada permasalahan yang sebenarnya jauh lebih vital daripada membesar-besarkan slogan swasembada pangan di negeri ini.

“Saat ini kita hanya berkoar-koar tingkatkan produktifitas pertanian, janji akan wujudkan swasembada pangan namun sikap dan kebikakan rata-rata jauh panggang dari api,” ujar Agus disela-sela memberi pengarahan kepada para petani sayur mayur di Jl Pongtiku, Nunukan, Minggu (27/1/2019).

Menurut aktivis yang akrab dipanggil Aleg tersebut, seharusnya semua pihak jangan berbicara dulu tentang pasar sebelum menilik langsung kondisi kebun dan sawah. Apalagi menjadikan pertanian di Jawa, Sumatera dan Bali sebagai tolak ukur dan harapan dari pertanian di Kalimantan.

Baca Juga:  Kapolres Sumenep dan Bhayangkari Cabang Sumenep Berbagi Dukungan untuk Anak Yatim di Bulan Ramadan

“Kita sering menjadikan pasar sebagai rujukan, apalagi mempersamakan proses pertanian di Rajawali (Sumatera-Jawa dan Bali) dengan wilayah Kalimantan, ini yang sangat keliru,” ungkapnya.

Sebagai contoh Aleg memaparkan bahwa pola pertanian dan keberhasilan para Petani di Jawa lebih di atas daripada para Petani di Kalimantan, karena menurutnya hampir semua akses transportasi mampu menjangkau wilayah pertanian.

“Namun di Kalimantan kita lihat sendiri. Para petani masih harus melalui jalan setapak untuk menuju ladangnya. Belum lagi nanti kalau musim panen, mereka harus mengangkut hasil buminya secara manual untuk jarak yang jauh dan waktu yang bertambah,” paparnya.

Padahal menurutnya, jarak tempuh bisa diperpendek dan waktu dapat dipersingkat bagi para petani menyemai hingga memanen tanamanya apabila akses transportasi dapat menjangkau wilayah pertanian. Penguatan insfratruktur yang digagas Presiden Jokowi memang program yang cemerlang, namun semua hanya akan sia-sia apabila pemerintah melupakan tujuan semula yakni meneguhkan Trisakti (mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya).

Baca Juga:  Tugu Rupiah Berdaulat Diresmikan di Sebatik

Aleg mengakui bahwa insfratruktur yang selama ini dibangun pemerintah memang banyak mendatangkan manfaat, namun belum menyentuh lahan-lahan terpaksa saat ini menjadi lahan tidur akibat ketidakmampuan para petani dalam mengelolanya.

Seharusnya, ungkap Aleg, selain menggenjot insfratruktur dalam bentuk jalan-jalan tol, pemerintah mengimbanginya dengan penguatan infrastruktur pertanian. Karena Aleg meyakini, bahwa apabila askes jalan di lahan pertanian benar-benar menjadi Jalan Tani, maka swasembada pangan di Nunukan akan terwujud.

“Memang bukan sebuah mimpi untuk mewujudkan swasembada pangan di Nunukan ini apabila akses jalan itu benar-benar sebagai Jalan Tani. Yakni jalan yang memang mengakomodir para petani,” tutup politisi Partai NasDem tersebut.

Pewarta: Eddy Santri
Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,109