NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut pergerakan ekonomi digital di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bahkan, jumlah transaksi online kian meningkat hingga hampir tiga kali lipat. Hal ini memang sejalan dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan telepon genggam (handphone).
Sri Mulyani mencatat, jumlah transaksi online di Indonesia pada tahun 2014 hanya mencapai sekitar 20 juta transaksi. Namun pada tahun 2017, jumlah transaksi online meningkat pesat hingga 70 juta transaksi atau meningkat 250 persen.
“Apakah itu hanya melakukan window shopping atau melakukan transaction. Shopping melalui online menjadi sesuatu tidak hanya lifestyle tadi menjadi kebutuhan dan menyelesaikan masalah dari sisi keterbatasan waktu, fasilitas dan yang lain-lain,” ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Faktor lain yang meningkatkan transaksi online adalah munculnya berbagai perusahaan transportasi online. Masyarakat lebih mudah untuk bertransaksi, hanya melalui aplikasi. Hal ini juga yang menyebabkan adanya perubahan daya beli dari yang berbasis konvensional menjadi online.
“Jadi aplikasi sudah menjadi keseharian terutama untuk generasi muda maupun semua keluarga yang sekarang butuh. Di Jakarta saja, mau pesan makan tinggal pakai aplikasi ojek online. Aplikasi sudah menjadi keseharian kita,” ucapnya.
Menurutnya, generasi milenial terdiri dari 3C, yakni connected (terhubung), confident (percaya diri), dan creative (kreatif). Sehingga, pemerintah memiliki tantangan agar hal-hal tersebut bisa dikelola untuk memberikan manfaat, bukan malah menjadi musibah.
“Bagaimana dengan connected dengan kreatif dan confidentnya generasi muda ini Indonesia bisa menciptakan suatu aset-aset dalam bentuk kreativitas dalam bentuk production, dalam bentuk aktivitas ekonomi yang bisa membuat syarat Indonesia menjadi makmur sejahtera dan adil,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak Orde Baru pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong komoditi karena kita punya kekuatan di sumber daya alam. Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, pemerintah berinvestasi untuk meningkatkan sumber daya manusia sejak usia dini. Dengan basis penduduk sekitar 262 juta jiwa, demografi Indonesia berisi anak-anak muda.
“Untuk menjadi negara besar di 2030-2045, kita harus mentransformasi ekonomi dari sumber daya alam ke sumber daya manusia. Dengan adanya teknologi, terjadi perubahan dan pergeseran ekonomi kita. Pergeseran ini cepat sekali,” tutur dia.
Pewarta: Richard Andika
Editor: Ach. Sulaiman