Ekonomi

Sri Mulyani Akui Ekonomi Indonesia Rentan, Rizal Ramli: Lho Kok Baru Ngaku

Rizal Ramli (Foto Dok. Nusantaranews)
Rizal Ramli (Foto Dok. Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (26/9/2018) mengungkapkan jika ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi cukup rentan. Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari ekonom senior Rizal Ramli.

“Lho kok baru ngaku, sejak setahun yang lalu sibuk bantah bantah RR tidak benar. Menkeu terbaik kedua kepada pemberi utang ini, dengan beri bunga 2% kemahalan ini, memang selalu ‘behind the curve’ (telmi, ketinggalan). Itulah mengapa sulit capai stabilitas. Hanya BI proaktif ?,” ungkap Rizal Ramli lewat akun twitter miliknya, Rabu, 26 September 2018.

Sebagai informasi sebelumnya, dilansir dari CNBC Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan jika Indonesia saat ini tidak cukup mampu dalam beradaptasi di tengah perubahan kondisi perekonomian global.

Twitt Rizal Ramli Soal Pernyataan Sri Mulyani
Twitt Rizal Ramli Soal Pernyataan Sri Mulyani

Situasi itu membuat ekonomi Indonesia menjadi sensitif. Pemicu kenapa ekonomi domestik rentan terhadap kondisi eksternal, disebabkan karena minimnya pendalaman pasar keuangan.

“Salah satu kenapa Indonesia mengalami tekanan yang sangat mudah jika lingkungan global berubah adalah karena Indonesia belum memiliki pendalaman pasar keuangan,” kata Sri Mulyani, Rabu (26/9/2018).

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

Sri Mulyani pun mengungkap bukti bahwa pendalaman pasar keuangan domestik masih kurang. Misalnya, dari total dana pensiun yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemerintah Sudah Cairkan Dana Rp 985,8 Miliar untuk Bencana Lombok

Ekonom lulusan Amerika itu bahkan menyayangkan total dana pensiun Indonesia ternyata masih kalah telak dibandingkan negara-negara lain. “Thailand akumulasi dana pensiun di atas 6%. Hampir 4 kali lipat dari kita, itupun masih kecil,” tegasnya.

Dana pensiun yang relatif kecil, diibaratkan seperti danau yang dangkal. Ketika ada seseorang melempar sesuatu ke dalam danau tersebut, maka percikannya cukup memberikan pengaruh signifikan.

“Begitu ada orang yang melempar kerikil, percikannya besar sekali. Kalau Danau Toba, ada kapal jatuh tidak bisa dicari. Begitu sangat tenang dan stabil. Itu kenapa Indonesia perlu kerja keras perdalam pasar keuangan,” katanya.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,072