NUSANTARANEWS.CO – Puisi sebagai salah satu hasil dari kerja-kerja kebudayaan seorang penyair, tidak hanya terkait dengan keindahan dan estetika belaka, tetapi juga bisa berperan positif dalam banyak aspek, salah satunya dalam konteks pembentukan NKRI. Demikian pandangan seorang budayawan Sumenep, Ibnu Hajar baru-baru ini.
“Lahirnya teks (puisi) Sumpah Pemuda, menjadi salah satu refleksi tentang visi tegas kebudayaan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan konsisten,” terang pria yang dikenal sebagai sastrawan itu.
Menurut Penyiar dengan suara khas ketika mengisi program “Sastra Udara” di salah satu Radio swasta di Sumenep itu, Sumpah Pemuda tidak hanya menjelaskan tentang rangkaian kata-kata indah yang disusun oleh para Pemuda. Namun, juga memiliki kekuatan perjuangan yang kuat dan tegas, bahwa persatuan dan kesatuan dalam perbedaan adalah sesuatu yang given dalam pembentukan NKRI.
“Dalam konteks ini, terdapat signifikansi kebudayaan (puisi) dalam pembentukan NKRI di awal-awal kemerdekaan. Sebab dengan puisi itu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bisa disatukan. Puisi dalam kerangka ini, menjelma menjadi penyatu sekaligus penggerak untuk melawan penjejahan dan penindasan,” terang alumnus Universitas Muhammadiyah (UNMU) Malang itu.
Teks Sumpah Pemuda, lanjut Ibnu, tidak hanya menjelaskan tentang persatuan dalam perbedaan. “Akan tetapi, juga untuk menyuarakan perlawanan kepada siapapun yang bermaksud untuk menghancurkan nilai-nilai kebangsaan bangsa Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Ibnu Hajar menyatakan bahwa, NKRI sebagai model negara Republik Indonesia adalah sesuatu yang final. Komitmen untuk menjadikan NKRI sebagai bentuk negara Indonesia adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
“Segala upaya untuk meniadakan NKRI sama halnya dengan mencoba menghancurkan apa yang telah menjadi garis tegas bangsa Indonesia, sehingga harus dilawan dengan kekuatan penuh. Menjaga keutuhan NKRI menjadi tugas bersama seluruh bangsa Indonesia dalam semua jenis perbedaan, tegasnya lagi.
Sebab, lanjutnya, NKRI merefleksikan tentang posisi bangsa Indonesia yang majemuk dan terikat dalam satu ikatan bernama NKRI. Kemajemukan ini menjadi prinsip dasar keberadaan NKRI, yang menguntungkan bagi semua kelompok dan golongan yang beragam di Indonesia.
“Dalam konteks ini, tidak ada salahnya kita mencoba mendeskripsikan tentang visi kebudayaan dalam konteks NKRI, karena bagaimanapun kebudayaan juga menjadi bagian penting dalam proses pembentukan NKRI, sehingga penting untuk diungkapkan secara obyektif dan menjadi kesadaran kita bersama,” kata Ibnu mengakhiri. (Sulaiman)