Hankam

Soal Sejarah Komunis, Memaafkan Boleh, Melupakan Jangan!

Pemberontakan PKI (Foto Istimewa/Nusantaranews)
Pemberontakan PKI (Foto Istimewa/Nusantaranews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, keberadaan paham komunis serta gerakannya di bawah Partai Komunis Indonesia (PKI) memiliki cerita kelam. Berbagai pemberontakan berulang kali dilakukan PKI. Bahkan PKI ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis.

Atas sejarah kelam itu, mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letnan Jenderal TNI (Purn.) Johannes Suryo Prabowo mengungkapkan bahwa soal pemberontakan PKI, memaafkan boleh tapi tidak untuk dilupakan.

“Jangan lupakan sejarah bahwa Komunis pernah berontak untuk mengganti ideologi Pancasila. Dengan membantai prajurit TNI AD, termasuk para jenderal pimpinan TNI AD dan secara keji menghabisi banyak sekali rakyat Indonesia,” ungkap Suryo Prabowo, Selasa 25 September 2018 lewat akun Instagram miliknya, @suryoprabowo2011.

“Maafkan boleh, tapi jangan pernah melupakannya,” tegas dia.

Pernyataan Suryo Prabowo untuk tidak melupakan sejarah pemberontakan PKI ini sangat rasional, mengingat dewasa ini scenario untuk mengganti narasi sejarah PKI gencar dilakukan oleh beberapa pihak. Dimana narasi yang ingin bangun adalah narasi yang memposisikan PKI sebagai korban. Padahal pada tahun 1948 dan 1965, PKI jelas ingin melakukan pemberontakan.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Baca Juga: Menolak Lupa Kekejian PKI pada Ulama dan Santri

Narasi pembelokan sejarah itu juga dirasakan oleh Wakil Ketua DPR, Fadli Zon. Ia mengatakan bahwa narasi yang sedang dibangun saat ini adalah seolah-olah PKI itu korban, playing victim.

“Padahal itu tidak bisa lepaskan konteks kejadian-kejadian sebelumnya bahkan dari peristiwa pemberontakan tahun 1948. Nah ini menjadi masalah di Indonesia sudah lebih dari 50 tahun, karena ada yang berusaha menghapus jejak sejarah dan berusaha mengatakan PKI tidak kudeta,” kata Fadli Zon pada Jum’at 22 September 2017 di Jakarta.

Ia menegaskan PKI jelas ingin melakukan pemberontakan dan kudeta politik. “Jelas PKI itu kudeta. Kudeta itu dan revolusi bagian dari rukun komunisme. Jadi kalau rukun Islam itu ada syahadat, shalat sampai haji, di dalam komunis itu ada revolusi, pengambilan secara paksa dengan segala cara,” terangnya.

Dan itu pernah terjadi di Rusia. Pernah terjadi pula di China, di Kamboja, dan di negara-negara yang terjadi revolusi. Termasuk di Kuba. “Jadi kalau mereka yang mempelajari masalah komunisme dia tahu bahwa pemberontakan adalah kewajiban komunisme,” tegas Fadli.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,063