NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah angkat suara rencana pemindahan ibu kota negara yang sudah mengerucut ke Kalimantan Tengah (Kalteng). Menurutnya, orang yang paling bertanggung jawab jika ibu kota pindah bukan Jokowi melainkan Anies Baswedan.
“Orang yang paling bertanggungjawab kalau ibu kota pindah, bukan Jokowi tapi Anies Baswedan karena tidak bisa menjelaskan kepada publik bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta peninggalan Bung Karno ini dan pengembangan wilayahnya tidak saja cukup tapi tetap harus menjadi ibu kota NKRI,” kata Fahri dikutip dari laman pribadinya, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Fahri berkisah saat dirinya bersama sejumlah anggota Kongres AS. “Kemarin, di depan beberapa anggota Kongres Amerika yang dipimpin oleh David Price, saya menceritakan sejarah ibukota DKI Jakarta yang merupakan keputusan presiden Sukarno setelah kunjungan 19 hari ke Amerika sejak 16 Mei 1956. Kunjungan ini sangat berkesan bagi Bung Karno,” kisahnya.
“Saya datang ke sini ke Amerika untuk belajar sesuatu. Bukan sekadar Amerika sebagai sebuah negara, atau bangsa, atau orang, tetapi juga Amerika sebagai kerangka berpikir, Amerika sebagai pusat ide,” kata Fahri menirukan Bung Karno saat menjejakkan kakinya di Washington.
BACA JUGA: Ibu Kota Negara Mengerucut ke Kalimantan
Disebutnya, itulah pernyataan pertama oleh Presiden Republik Indonesia setibanya di Amerika Serikat. Kunjungan ini merupakan rangkaian perjalanan Si Bung Besar, pemimpin negeri raksasa muda ke Amerika Serikat dan Eropa Barat selama Mei-Juli 1956.
“Dalam wawancara Cyndi Adams, terungkap bahwa Bung Karno memang pengagum Amerika, menggandrungi film-film Amerika, bahkan terpesona dengan selebritas pemeran filmnya. Namun, saat Perang Pasifik, Bung Karno pernah berbalik. Tapi, ketika menjadi presiden beliau berbalik lagi,” paparnya.
Politisi PKS berujar, Bung Karno adalah pemikir besar. Idenya tentang negara dan ibu kota juga besar. “Beliau adalah Arsitek yang tidak saja mendisain tata negara kita tapi bahkan tata kota dan bangunan fisik negara. DKI Jakarta menurut saya adalah warisan Bung Karno, imajinasi setelah kunjungan itu,” urai Fahri.
“Jadi, tanpa ide besar kita tidak akan sanggup melahirkan sebuah kebanggaan. Ibu kota adalah ibu dengan segala makna yang mungkin dikandung oleh kata itu. Maka, membangun ibu kota bukan seperti proyek pemekaran seperti yang dimoratorium oleh pemerintah sekarang,” sebutnya.
Fahri berharap Gubernur DKI Anies Baswedan dan Presiden Jokowi bisa bertemu untuk berdiskusi serius terkait rencana pemindahan ibu kota negara.
“Bertemu lah untuk sebuah pertukaran yang bermutu. Jangan serahkan urusan ini kepada Pimpro dan pengembang apalagi penjaja utang,” pintanya.
“Kita punya masalah serius, kita perlu orang yang berpikir serius dan bekerja untuk membangun kebanggaan. Kalau kita berantem boleh untuk urusan lain. Tapi jangan tentang ibu kota kita. Warisan Bung Karno ini mahal dan jangan ditinggalkan,” pungkasnya. (eda)
Editor: Eriec Dieda