Soal Pelaku Bom Oikumene, Anggota Komisi III Ini Punya Catatan Tersendiri

Anggota komisi III DPR fraksi PKS Abubakar Alhabsyi/Foto: dok. PIP-PKS Riyadh

Anggota komisi III DPR fraksi PKS Abubakar Alhabsyi/Foto: dok. PIP-PKS Riyadh

NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi III DPR RI, Abu Bakar Al Habsyi, menyampaikan bahwa dirinya memiliki tiga catatan penting terkait pengeboman di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.

Pertama, Abu Bakar mengungkapkan, tersangka pelaku teror adalah residivis yang pernah dibina selama tiga tahun enam bulan. Tentunya, lanjut Abu Bakar, selama proses tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga telah melakukan berbagai treatment deradikalisasi.

“Yang kemudian menjadi pertanyaan, kenapa yang bersangkutan masih mengulangi perbuatannya? Tentunya akhirnya kita mempertanyakan efektifitas dari pola radikalisasi yang sudah dijalankan ini. Barangkali perlu dilakukan evaluasi terhadap program deradikalisasi yang dijalankan oleh BNPT,” ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/11).

Kedua, Abu Bakat menyebutkan, tersangka pelaku pengeboman menggunakan kaos yang sangat mencolok bertuliskan ‘Jihad Way of Life‘, yang sepertinya kurang masuk akal. Karena biasanya pelaku teror pada umumnya tidak menggunakan atribut yang mencolok agar tidak dicurigai dan tidak mudah untuk diidentifikasi.

“Saya tidak paham apa motivasinya, bisa jadi ini sebagai bagian dari provokasi dan framming terhadap Islam,” ujarnya.

Ketiga, Abu Bakar menuturkan, ada informasi bahwa detonator bom yang berupa sumbu yang digunakan oleh pelaku identik dengan milik PT Adaro yang hilang beberapa waktu yang lalu di Tabalong, Kalimantan Selatan.

“Tentunya hal ini harus diantisipasi dengan baik, karena jumlah detonator yang hilang adalah 183 buah. Jangan sampai detonator itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan teror,” kata Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (Deni)

Exit mobile version