Politik

Soal Kepala BNPT: Tito Karnavian Pergi, Hadirlah Komjen Suhardi Alius

Komjen Suhardi Alius pengganti Jenderal Tito Karnavian di jabata Kepala BNPT/Foto Nusantaranews via merdeka
Komjen Suhardi Alius pengganti Jenderal Tito Karnavian di jabata Kepala BNPT/Foto Nusantaranews via merdeka

NUSANTARANEWS.CO – Posisi tertinggi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengalami kekosongan hingga sekarang sejak ditinggal pergi Jenderal Tito Karnavian. Kepergian Tito dari jabatan tertinggi BNPT untuk tugas baru sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Akankan jabatan Kepala BNPT dibiarkan kosong lebih lama lagi, mengingat salah satu pimpinan kelompok sipil bersenjata yang diduga tertembak mati yakni Santoso akan melahirkan dendam? Ternyata tidak, posisi Kepala BNPT dengan segera akan terisi kembali. Hal itu lahir dari pernyataan Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane. Pihaknya menyatakan dengan penuh kepastian bahwa posisi Kepala BNPT akan  dijabat oleh Komjen Suhardi Alius.

“Rencananya pelantikan Suhardi menjadi Kepala BNPT yang baru akan dilakukan Rabu 20 Juli 2016 besok,” terang Neta melalui surat elektronik, Selasa (19/7).

Menurut penilaian penjaga gawang IPW ini, masuknya Suhardi ke BNPT menunjukkan gerbong Kapolri baru Jenderal Tito Karnavian mulai bergerak, meski Tito baru beberapa hari menjadi pimpinan Kepolisian. Istimewanya, tambahnya, Suhardi menjadi penting di BNPT lantaran ia merupakan angkatan muda di Polri.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Bukti Pemimpin Pilhan Rakyat

“Lulusan Akpol 85 ini memang belum pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror. Tapi Suhardi pernah menjabat sebagai Kabareskrim dan dia “tersingkir” menjadi Sekretaris Utama Lemhanas pasca konflik KPK-Polri. Dengan tampilnya sebagai Kepala BNPT bintang Suhardi kembali bersinar,” katanya memberi penjelasan.

Mawas diri, Neta pun menyatakan bahwa tantangan di BNPT yang akan dialami Suhardi ke depan tergolong berat. Khususnya terkait dengan tewasnya tokoh teroris Santoso di Poso. Sebab bagi Neta, bukan suatu hal yang mustahil tewasnya Santoso bakal melahirkan serangan balasan dari para teroris.

“Antisipasi serangan inilah yang harus dilakukan dengan maksimal oleh BNPT,” tegasnya.

Lebih lanjut Neta menyampaikan, dengan bergesernya Suhardi terlihat komposisi “kabinet” Tito Karnavian di Polri sepertinya akan mengandalkan “duet Akpol 87 dan 85”. Maka tak heran, masih kata Neta, jika berkembang kabar bahwa calon kuat yang akan menggantikan Wakapolri Komjen Budi Gunawan adalah Komjen Syafruddin, Akpol 85 yang kini menjabat Kalemdikpol. Meskipun “kelompok Solo” menjagokan Wakaba Intelkam Irjen Lufthi sebagai Wakapolri, tapi tampaknya usul ini akan ditolak, dengan alasan Wakapolri harus dijabat perwira berpangkat Komjen senior.

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

“Pergeseran di tubuh Polri ini juga membuat Budi Gunawan akan mendapat pangkat Jenderal, dengan posisinya sebagai Kepala BIN. Budi sendiri sudah empat kali dipanggil Presiden Jokowi, sepertinya pergantian posisi Wakapolri ini akan bersamaan dengan pergantian 16 menteri pada reshuffle tahap dua, yang akan berlangsung akhir Juli ini,” pungkasnya. (Sel Iman)

Related Posts

1 of 2