Berita UtamaEkonomiTerbaru

Soal Kenaikan Harga Cukai Rokok, Pemerintah Diminta Jangan Sembrono

NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengungkapkan, Pemerintah harus mewaspadai adanya kepentingan asing dalam dorongan kenaikan harga cukai rokok. Pasalnya, menurut Firman, sejumlah Non-Governmental Organization (NGO) yang melakukan kajian dan mendorong Pemerintah untuk menaikkan harga cukai rokok pasti memiliki kerjasama dengan NGO-NGO asing.

“Yang melakukan dorongan-dorongan melalui kajian ini kan NGO-NGO dan kelompok-kelompok yang memang anti rokok, karena mereka ada kepentingan lain. Mereka itu kan pasti ada kerjasama dengan NGO-NGO luar negeri yang memang punya target bagaimana membenturkan antara industri farmasi dengan industri pertembakauan,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (3/10).

Bahkan, Firman pun menyebutkan, ada sejumlah negara yang ikut terlibat di balik dorongan naiknya harga cukai rokok tersebut. Negara-negara ini, lanjutnya, tidak memiliki industri rokok di negaranya.

“Indonesia ini kan memang surganya rokok, bahan bakunya murah, izinnya murah, pekerjanya juga murah. Yang menginginkan rokok kita naik itu ya negara-negara yang memang tidak memiliki industri rokok, seperti Singapura nggak punya, China nggak punya, Australia juga nggak punya, mereka nggak punya tembakau dan pabrik rokok,” ujarnya.

Baca Juga:  Catatan Kritis terhadap Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024

Firman mengatakan, naiknya harga cukai rokok tersebut akan mematikan industri rokok lokal. Alhasil, akan banyak rokok asing yang justru dengan mudah masuk ke Indonesia.

“Bahkan sekarang ini kan rokok Amerika juga sudah mulai hijrah ke Indonesia, ada juga negosiasi katanya dengan Jepang bahwa akan membeli pabrik rokok di Indonesia,” ujar Politisi dari Partai Golkar itu.

Untuk itu, Firman menambahkan, Pemerintah jangan sampai salah langkah dan sembrono dalam mengambil keputusan. Kebijakan mengenai kenaikkan harga cukai rokok ini harus dipelajari dan pertimbangkan lagi secara matang.

“Jadi, jangan sampai industri-industri strategis seperti rokok ini dikuasai asing, bahkan kretek yang merupakan heritage warisan leluhur kita juga nanti dinikmatin asing keuntungannya,” katanya mengingatkan. (Deni)

Related Posts