NUSANTARANEWS.CO, Tangsel – Kegiatan Vaksinasi di Ponpes Ummul Qora lancar. Bersama BIN (Badan Intelejen Negara), Ponpes Ummul Qura yang di asuh KH. Syarif Rahmat mengadakan vaksinasi bagi santri dan warga di sekitar ponpes. 810 dosis vaksin 1 dan dosis 2 Sinovac menyasar di lengan para santriawan dan santriwati serta masyarakat sekitar Ponpes. Antusias warga Pondok Cabe Ilir Pamulang dan para santri untuk mengikuti vaksin patut mendapat acungan jempol.
Disela sela kesibukannya, KH. Syarif Rahmat yang ditemui awak media menuturkan, “Sebagai warga negara harus patuh kepada pemerintah. Vaksinasi adalah salah satu kebijakan pemerintah untuk kebaikan rakyatnya. Tujuan dari vaksinasi adalah untuk menekan laju paparan Covid-19. Dan vaksin itu sudah diteliti oleh pakar kesehatan. Jadi aman penggunaannya Nah ikhtiar kita adalah mengikuti vaksinasi untuk herd immunity.
Dalam situasi sekarang rakyat harus beraktifitas. Baik aktifitas ekonomi, pendidikan serta sosial budaya. kalau rakyat tidak sehat bagaimana bisa keluar dari situasi sulit ini”.
Menyikapi adanya berita atau issue miring atau hoaks tentang vaksinasi yang dilakukan pemerintah KH. syarif Rahmat mencontohkan. “Ketika Nabi Ibrahim As akan menyembelih putranya, (Nabi Ismail As) syetan itu datang kepada Nabi Ismail As mengatakan/membisikan bahwa bapakmu itu kejam. Kemudian syetan mendatangi Siti Hajar istri Nabi Ibrahim As. Membisikan bahwa suami kamu jahat, masa seorang bapak membunuh anaknya. Tidak mungkin Tuhan menyuruh untuk membunuh anaknya. Kemudian syetan pun datang ke Nabi Ibrahim As. untuk menggoda agar menggagalkan penyembelihan itu….”.
“Disini bisa kita lihat bahwa Nabi Ibrahim As, Siti Hajar serta Nabi Ismail As. ini kompak. Bahwa sipapun yang mengganggu kebijakan Allah pasti syetan. Maka dilemparkanlah batu batu itu ke arah syetan. Tanpa banyak diskusi”.
“Saya ingin mengatakan disinilah relevansinya bahwa sesuatu yang sudah menjadi program pemerintah, apalagi suatu kebijakan hasil kesepakatan dunia terhadap pandemi global itu sesuatu yang hak. Maka siapapun yang mengganggu baik itu berupa issue maupun tindakan dan gerakan, dia itulah syetan “.
“Rakyat dicontohkan seperti Nabi Ismail As, pemerintah adalah Siti Hajar, ulama adalah Nabi Ibrahim As. Rakyat, pemerintah dan ulama harus kompak. Harus “melempari” orang orang yang menimbulkan kekeruhan.
Bagi saya, mengganggu jalannya vaksinasi adalah mengganggu kebijakan Allah. Rakyat harus digerakan untuk melawan “syetan”.
“Ponpes Ummul Qura ketika mendengar adanya vaksinasi, kita merespons. Saya dengar ada ponpes di wilayah Tangsel yang tidak mau di vaksin Ummul Qura siap di vaksin. Artinya kalau bukan yang melawan syetan siapa lagi. Targetnya syetan adalah supaya rakyat kalah perang. Kita tahu virus itu seperti syetan. Syetan bisa lihat manusia tapi manusia tidak bisa lihat syetan. Nah tentunya “sesama syetan” saling dukung dooong, nah “orang orang” yang menghambat penghancuran Covid-19 mereka adalah bagian dari “virus “. Negara ini harus steril dari virus hoax”.
“Untuk bebas “virus” para dokter dan ulama harus bicara. Aparat harus tegas, jangan kendor. Siapapun yang menghambat program vaksinasi rakyat yang sudah menjadi kebijakan pemerintah tangkap dan adili. Beri hukuman yang berat. Mereka secara langsung ingin menghancurkan negara. Target mereka.sangat busuk. Jika pandemi covid 19 memanjang sampai begitu lama, akan dijadikan alasan untuk menghina kerja pemerintah bahwa negara tidak becus menangani Covid 19 “.
“Saya berharap kepada aparat keamanan bertindak tegas terhadap ‘virus virus’ kebangsaan”. Tandas KH. Syarif Rahmat menutup dialognya. (DA)