Sjafrie Sjamsoeddin: Indonesia Tersandera Kekuatan Cooporation Dunia

Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Foto Dok. Pribadi

Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Foto Dok. Pribadi

NUSANTARANEWS.CO – Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menilai bahwa gaya bangsa Indonesia yang cenderung over welcome dalam membangun hubungan mitra internasional, tanpa disadari telah menyeret kita masuk ke dalam skenario global. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia terjebak, bahkan tersandera oleh kekuatan cooporation dunia. Imbasnya kepentingan nasional menjadi tergerus.

Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Foto Dok. Pribadi

“Memang benar salah satu ciri globalisasi adalah borderless yang bisa menembus semua lini kehidupan, tetapi tidak berarti bangsa kita mengabaikan nilai posisi tawar. Misalnya dalam kasus skill level dari sumberdaya manusia. Patut dicermati bahwa setiap kontrak kerja sama dengan asing bahkan untuk alih teknologi tentu ada pasal pemberian porsi bagi tenaga kerja terampil di dalam negeri,” kata Sjafrie Sjamsoeddin, Jum’at (23/12/2016).

“Apakah hal ini sudah longgar? Sehingga tidak ada ruang lagi bagi tenaga terampil bangsa sendiri yang bisa memegang peran sebagaimana mestinya,” imbuhnya.

Bagi Sjafrie, cara asing yang menerapkan prinsip ‘meleng dikit sabet’ merupakan kebiasaan yang kerap dijalankan setiap kali melakukan kerja sama dengan Indonesia. Terutama jika mereka membawa investasi modal. Situasi ini tentu membuat Indonesia menjadi lumpuh dalam bernegosiasi.

Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Foto Dok. Pribadi

“Awalnya kita diiming-imingi segala hal, tapi sekedar angin surge. Apalagi jika tidak tercantum dalam pasal kontrak kerjasama atau binding contract. Ada kekhawatiran kita lengah sejak awal bernegosiasi sampai dengan binding contract,” ungkapnya penuh heran.

Dirinya menegaskan, jika ini terjadi, berarti telah terjadi penggerusan kedaulatan yang disebabkan oleh kelengahan kita sendiri. “Awasilah diri sendiri seraya mengawasi orang lain. Jika tidak, martabat bangsa akan sirna sebab ulah anak bangsa sendiri,” himbaunya. (Adhon/Red-01)

Exit mobile version