Berita UtamaLintas NusaTerbaru

Siswa Tawuran, Mengapa Sekolah Selalu Disalahkan?

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Salah satu tujuan pendidikan karakter yang termuat di dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 ialah mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.

Dalam pendidikan, keluarga merupakan rumah sekolah pertama dalam mendidik seorang anak. Begitu juga, orang tua adalah pendidik dan pengajar utama bagi putra-putrinya. Sehingga, salah satu kunci suksesnya pendidikan karakter adalah faktor keluarga.

“Jika ada tawuran, mesti sekolah yang disalahkan. Jika pendidikan karakter utama terbentuk di keluarga, maka jika ada masalah di pendidikan karakter, maka yang perlu disalahkan adalah keluarga,” kata Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banguntapan Utara dan Kepala Sekolah MA Muhammadiyah Yogyakarta, Abdul Quddus Zoher dalam sebuah Workshop Pendidikan di Yogyakarta, Rabu (20/9).

Zoher menyebut, data menyebutkan bahwa pelaku kekerasan di Jogja rata-rata orang (pelajar) yang keluarganya tidak harmonis.

Baca Juga:  Permen Menteri Nadiem Soal Seragam Sekolah Disorot, Perbaiki Mutu Pendidikan Daripada Pengadaan Seragam

“Sembilan orang pelaku Klithih kemarin semuanya siswa yang dikeluarkan dari sekolah dan tidak terurus oleh orang tuanya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, data tersebut cukup menjawab jika ada masalah dengan karakter siswa. “Tetap akan kita kembalikan tanggung jawab tersebut ke pihak keluarga,” tambah dia.

Selanjutnya, faktor lain adalah lingkungan. Menurut Zoher, bicara lingkungan tentunya tergantung pengawasan orang tuanya. Jika orang tuanya ketat terhadap anak, tentu anaknya akan terhindar dari lingkungan negatif.

Dan pendidikan karakter, seperti tertuang di dalam Perpres Nomor 87/2017 menyebutkan bahwa dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meiliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 19