Berita UtamaEkonomiPolitik

Sinergi Antar BUMN Energi Dinilai Masih Belum Optimal

Anggota Komisi VII DPR RI, Harry Poernomo/Foto: via Aktual.com
Anggota Komisi VII DPR RI, Harry Poernomo/Foto: via Aktual.com

NUSANTARANEWS.CO – Anggota Komisi VII DPR RI, Harry Poernomo, mengungkapkan bahwa sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya di sektor energi belum cukup optimal.

Hal itu, menurut Harry, dapat dilihat dari tidak adanya kerja sama antara PT Pertamina (Persero) Tbk dan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) Tbk terkait pembelian gas. Meskipun harga gas yang dijual Pertamina melalui anak usahanya terbilang mahal, namun hal itu bisa dikompromikan jika ada keinginan dari kedua belah pihak.

“Kenapa PLN nggak membeli gas untuk pembangkit dari Pertamina atau PGN?. Walaupun memang harga lebih mahal, tapi saya pikir dengan spirit sinergi BUMN ini bisa diatasi,” ungkapnya di sela-sela rapat bersama PLN di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (13/10).

Karena itulah, Harry menilai, sinergi antar BUMN energi belum maksimal. “Oleh karena itu ini sekaligus masukan, juga melalui Dirjen Ketenagalistrikan untuk disampaikan kepada menteri dan para pemegang saham untuk ke depannya lebih mensinergikan BUMN-BUMN energi ini agar harga lstrik kita bisa di samping bisa murah juga bisa lbih handal,” ujarnya.

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

Politisi dari Partai Gerindra itu juga mengingatkan kepada PLN agar tidak hanya menghitung soal harga mahal dari gas yang dijual Pertamina ataupun PGN.

“Saya lihat PLN pasti merasakan harga gas dari Pertamina dan PGN ini pasti terlalu mahal, tapi di samping menghitung harganya yang mahal, PLN juga harus memikirkan dari aspek kehandalannya. Jika memang terlalu mahal bisa dicari solusinya, kalau memang kita betul-betul terbuka dengan spirit kerja sama yang solid saya yakin efisiensi harganya bisa tercapai,” kata menjelaskan.

Jika tidak tercapai dalam kesepakatan harga tersebut, Harry menambahkan, maka bisa disimpulkan bahwa masing-masing BUMN energi ini masih memiliki ego sektoral yang masih sangat besar.

“Yang saya lihat memang ego sektoral antar BUMN ini masih sangat terasa kuat,” katanya. (Deni)

Related Posts

1 of 25