Politik

Sikap Politik Partai Demokrat Dinilai Tak Menguntungkan Prabowo-Sandi

partai demokrat, demokrat jatim, partai demokrat, keputusan sby, pilihan sby, pilihan sby tepat, sandiaga uno, prabowo, demokrat dukung prabowo, dpw demokrat jatim, renville antonio, prabowo presiden, pemimpin muda, nusantaranews
Prabowo Subianto bersama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno saat pendaftaran capres-cawapres 2019 di Kantor KPU, Jumat (10/8/2018). (Foto: Instagram/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sikap poliktik Partai Demokrat dalam menghadapi Pilpres 2019 dipertanyakan. Di sejumlah daerah, tak sedikit kader partai berlambang Mercy justru menyatakan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Padahal, pada 10 Agustus 2018 lalu, partai secara resmi menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Sikap kader dan elite partai demokrat ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi partai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno, partai demokrat seolah sedang mempertontonkan buruknya manajemen partai secara internal,” kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Pangi menuturkan buruknya manajemen Partai Demokrat membuat kader partai tidak disiplin dan loyal secara organisasi, sehingga tingkat kepatuhan dan ketaatan pada keputusan partai menjadi sangat rendah.

“Padahal kunci maju atau tidaknya sebuah partai sangat bergantung seberapa tinggi level kedisiplinan dan loyalitas kader partai tersebut,” ujarnya.

Perbedaan pandangan pada dasarnya adalah suatu hal yang lumrah dalam sebuah organisasi, namun Pangi menjelaskan, jika perbedaan ini sudah dikelola dalam mekanisme internal dan telah melahirkan sebuah keputusan (decision making), sudah seharusnya para kader partai satu suara dan solid memperjuangkan keputusan tersebut.

Baca Juga:  Turun Gunung Ke Jatim, Ganjar Bakar Semangat Bongkar Kecurangan Pemilu

“Artinya, perbedaan itu boleh, debat antar kader silahkan, namun kalau partai sudah memutuskan, maka semua kader harus patuh dan tunduk dengan realitas dan kehendak partai, mengikut pada garis komando partai tersebut seperti keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat yang mengusung Prabowo-Sandi,” papar dia.

Pangi menambahkan, jika kader partai dibiarkan tidak disiplin secara organisasi, maka loyalitas kader juga akan cenderung menurun. Berujung pada rendahnya soliditas dan mesin partai karena setengah hati dalam berjuang.

“Dengan demikian, partai hanya akan melahirkan kader-kader pragmatis dan oportunis,” katanya. (eda/bya)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,078