Politik

Sikap Khofifah Dinilai Bisa Picu Kejengahan Parpol

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Jelang Pilgub Jatim 2018 mendatang, iklim bursa calon gubernur Jawa Timur sejauh ini masih diramaikan oleh rivalitas antara Khofifah Indar Parawansa dan Syafullah Yusuf. Namun, menurut Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo (8/8) sikap politik Khofifah yang masih samar-samar, dinilai bisa merugikannya sendiri.

“Sikap Khofifah yang cenderung tertutup dan misterius itu kalau terlalu lama dipelihara bisa membuat parpol menjadi jengah karena merasa digantung dan tidak dihargai,” ujar Mochtar W Oetomo.

Sampai Saat ini, perempuan yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial itu masih belum jua menentukan sikap tegas. Sebelumnya, sang pesaing yakni Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) sudah mendaftarkan diri untuk menjadi calon gubernur Jatim.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa sendiri sejauh ini masih belum berkomentar banyak tentang pencalonannya menuju Jatim 1. Menanggapi pernyataan Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang menginginkan agar dirinya tak maju di Pilgub Jatim, Khofifah menanggapi dingin.

Baca Juga:  Gelar Aksi, FPPJ Jawa Timur Beber Kecurangan Pilpres 2024

“Kita akan komunikasi dengan Presiden karena saya membawa mandat (sebagai menteri) sehingga kinerja Kementerian Sosial tidak boleh terkurangi oleh proses dari bawah (pencalonan dirinya dalam Pilgub Jatim) yang sedang bergerak seperti itu,” kata Khofifah (8/8).

Terkait elektabilitas keduanya, Surabaya Survey Center (SSC) merilis, sosok Khofifah tertinggi dengan prosentase 90,0 persen.  Sementara Gus Ipul 84,6 persen disusul kemudian Tri Rismaharini dengan prosentase 79,80  persen.

Selain Khofifah dan Gus Ipul, ada sederet nama lain yang diisukan ikut meramaikan bursa pencalonan Pilgub Jatim 2018 mendatang. Antara lain La Nyala Mattaliti, bupati Banyu Wangi Abdullah Azwar Anas dan juga walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 79