NUSANTARANEWS.CO – Kepolisian memastikan jenazah yang tewas akibat baku tembak di Poso, Sulawesi Tengah itu adalah Santoso. Kebenaran tentang Santoso ini terungkap setelah diteliti sidik jarinya.
“Dulu kan pernah ditahan, sehingga kita sudah bisa simpulkan dari sidik jari. 100 persen yang bersangkutan,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Meski demikian, tim RS Bhayangkara Palu akan tetap memeriksa DNA kedua mayat tersebut untuk mendapatkan data yang akurat. “Tetap dilakukan untuk akurasinya, siapa tahu nanti ada yang ganti wajah gitu,” tuturnya.
Mantan Kadensus 88 ini memastikan operasi Tambarana akan terus digencarkan. Sebab, beberapa anak buah Santoso masih hidup bebas di sana.
“Kita akan gunakan langkah-langkah terus penegakan hukum dengan cara-cara yang soft (lembut),” tandasnya.
Sebelumnya, seperti diberitakan Nusantaranews, Satuan Tugas (satgas) Tinombala kembali menembak mati kelompok sipil bersenjata di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Santoso. Baku tembak yang terjadi di desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, ini menewaskan dua orang kelompok sipil bersenjata salah satunya diduga adalah Santoso.
Baku tembak yang melibatkan Tim 29 Bravo, 515 Raider Kostrad tersebut berhasil menewaskan dua orang dari kelompok Santoso pada 18 Juli 2016. Kronologi peristiwa adalah sebagai berikut: pada pukul 17.00 -17.30 WITA telah terjadi kontak senjata dengan kelompok Santoso yang berjumlah 5 orang, terdiri dari 3 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan di kordinat 2027-6511. Salah satu korban tewas berciri mirip Santoso, berjenggot dan tahi lalat di dahi. Sementara satu jenazah yang lain belum diketahui identitasnya dengan pasti, namun untuk sementara pihaknya menduga yang tewas selain Santoso adalah teroris Basri. (Achmad)