Siapa yang Diuntungkan dari Santernya Isu Tsunami di Cilacap?

diuntungkan, isu tsunami, cilacap, priyo anggoro, nusantaranews
Priyo Anggoro, Ketua DPD Pospera Jateng & Peneliti dan Dosen UNUGHA Cilacap. (Foto: Dok. Pribadi)

Siapa yang Diuntungkan dari Santernya Isu Tsunami di Cilacap?

BEBERAPA hari terakhir Cilacap digoyang isu gempa kuat dan tsunami besar. Setelah ditelusuri, isu ini bermula dari BPPT yang berbicara tsunami besar akan terjadi di Cilacap dan Jogjakarta.

Pertanyaannya sekarang, ada apa dengan isu besar ini dan mengapa digaungkan kembali sekarang? Apakah ada kaitannya dengan prediksi atau sekadar potensi yang digembar-gemborkan hingga menjadi isu yang dimakan empuk oleh rakyat Cilacap?

Saya menganalisa isu ini, yang bermula dari Widjo Kongko sebagai peneliti Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang mengatakan jika gempa 8.8 Skala Richter terjadi maka akan berdampak tsunami setinggi 20 meter dan akan menyapu sejauh 4 kilometer dari bibir pantai.

Kemudian isu ini semakin berkembang menjadi viral di media sosial dan media lokal lainnya. Bila kita amati bersama isu, tsunami ini menjadi makanan empuk warga Cilacap. Bahkan, berdampak pada rasa takut yang mendalam. Ada sejumlah warga yang ingin pindah rumah dan bahkan membuat beberapa hari ini menjadi mencekam.

Hal ini menjadikan kami, dari Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jawa Tengah sekaligus Dosen di UNUGHA menganalisa dari sisi yang lain. Membaca akar masalah dari isu ini.

Saya menduga ada yang aneh dari isu ini dimunculkan ke publik, yang tiba-tiba dihembuskan oleh BPPT dan kemudian menjadi opini publik yang menggelinding bak bola salju.

Pertama, tak ada alat canggih hingga hari ini yang bisa memprediksi gempa bisa terjadi di dunia. Maka, tak ada yang mampu memprediksi gempa itu kapan terjadi maupun seberapa besar gempa yang akan terjadi.

Kedua, yang disampaikan oleh BPPT itu baru potensi yang sebetulnya bukan hanya wilayah pantai selatan saja yang berpotensi tsunami. Tapi, bila ada gempa yang terjadi dekat pantai bisa saja terjadi tsunami. Artinya, ini baru potensi, bukan prediksi!

Ketiga, isu yang beredar sudah mengarah pada prediksi. Hal ini malah menjadi lucu. Karena isu ini seumpama ramalan suku maya yang meramal kiamat terjadi pada 2012. Tapi, nyatanya tidak terjadi.

Keempat, kami menduga ada permainan dan kepentingan pengusaha-pengusaha dan terutama PLTU Cilacap yang ingin mengembangkan lahan produksinya di Cilacap dan wilayah Jogjakarta untuk lebih mudah dan murah membebaskan lahan. Mengapa yang dijadikan isu oleh BPPT sepanjang pantai selatan hanya daerah Cilacap saja? Padahal bibir pantai itu ada Purworejo, Kebumen, hingga Jawa Timur dan lain-lain.

Menurut kami, BPPT tidak boleh mengeluarkan potensi bencana secara parsial hanya wilayah tertentu seperti Cilacap saja. Di sini, rilis yang dikeluarkan BPPT juga tanpa berkordinasi dengan BMKG dan BPBD.

Untuk itu, kami menghimbau pada masyarakat untuk tidak menghiraukan isu ini. Kita tetap waspada. Tapi tidak harus ketakutan secara berlebihan menghadapi isu ini.

Oleh: Priyo Anggoro, Ketua DPD Pospera Jateng & Peneliti dan Dosen UNUGHA Cilacap

Exit mobile version