Setiap Gerimis Jatuh
Setiap gerimis jatuh
Selalu saja kutemukan dusta di pelupuk mata
Luka yang pernah kulukis di daun ilalang
Kini kutulis setajam linggis
Dan fatamorgana turut berdusta di sepasang bola mata
Tak ada yang melarangmu untuk membenci rinduku itu
Tapi jangan salahkan cinta jika ia menggenang di tepi telaga
Sebab mencintaimu adalah melumat masa kini dan masa lalu
Menyederhanakan kebahagiaan dalam tikaman rindu
Menyerahlah!
Gus Nas Jogja, 2019
HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]