Budaya / Seni

Sesditjen Pendis Minta Kopertais Jadi Pionir Pengarusutamaan Moderasi Islam

Kegiatan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan Drektorat Pendidikan Tinggi Islam pada Jumat (20/4) di Bekasi. (Foto: Istimewa)
Kegiatan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan Drektorat Pendidikan Tinggi Islam pada Jumat (20/4) di Bekasi. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Bekasi – Koordinator Perguruan Tinggi Islam (Kopertais) Wilayah se-Indonesia diminta untuk menjadi pionir pengarusutamaan moderasi Islam. Ancaman radikalisme dan liberalisme yang melanda bangsa ini perlu keterlibatan semua pihak.

Hal itu dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Moh Isom Yusqi mengutip ajakan Menteri Agama saat memberikan materi pada kegiatan Penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan Drektorat Pendidikan Tinggi Islam pada Jumat (20/4) di Bekasi.

“Pejabat Pimpinan Satuan Kerja hingga para Aparatur Sipil Negara (ASN) Ditjen Pendidikan Islam agar menjadi pionir bagi pengarusutamaan moderasi Islam,” ujar Isom.

Guru Besar Hadits ini mensinyalir PTKIS bukan serta merta telah terbebas dari paham radikalisme yang kadang sudah menjurus pada paham anti Pancasila, UUD ’45 dan NKRI.

“Kalau masih mendiskusiakan berbagai ideologi dan dasar-dasar negara selain Pancasila, dalam kontks akademik dibolehkan, tetapi kalau sudah melakukan gerakan harus ditindak,” ucapnya.

“Mereka yang anti Pancasila dan NKRI sering menggunakan indoktrinasi, bukan kajian ilmiah dan jauh dari norma-norma akademik di pergruan tinggi,” tambah Isom.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Isom Yusqi mengatakan dalam beragama diperlukan konsistensi (istiqomah) agar tidak mudah cepat goyah dan juga menginternalisasi dalam hati dan jiwa. “Internalisasi nilai-nilai agama jangan hanya di otak tetapi harus sampai ke hati dan gerakan yaitu gerakan moderat,” ujarnya.

Terkait dengan bantuan dan beasiswa kemahasiswaan, Isom Yusqi meminta agar mahasiswa calon penerima bantuan harus yang loyal pada bangsa dan negaranya, bukan mereka yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI dengan ideologi lainnya.

Sekretaris Ditje Pendidikan Islam meminta setelah selesai juknis, harus segera diesksekusi beragam bantuan dan beasiswa kemahasiswaan itu.

Kegiatan Penyusunan Bantuan Kemahasiswa diikuti oleh Kopertais Wilayah se-Indonesia, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, unsur Ditjen Pendidikan Islam dan sejumlah praktisi lainnya. Dilaksanakan pada tanggal 19-21 April 2018 di Bekasi.

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Syafriansah mengatakan, kegiatan Penyusunan Bantuan Kemahasiswa akan me-review 8 Petunjuk Teknis Bantuan Kemahasiswaan, yaitu Bantan Bidikmisi Rekrutmen Baru dan On Going, Bantuan Lembaga Kemahasiswaan, Beasiswa Tahfidz Al-Qran, Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik dan Kemahasiswaan, Penghargaan Mahasiswa PTKI, Bantuan Pemagangan Mahasiswa dan Juknis Beasiswa Affirmasi Pendidikan Tinggi Islam Daerah 3 T (Adiktis).

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Merespon permintaan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Syafriansah menerangkan bahwa salah satu syarat penerima bantuan dan beasiswa kemahasiswaan adalah mahasiswa calon penerima tidak sedang terlibat dalam aktivitas yang anti pancasila dan NKRI serta bahaya narkoba. (rb)

Editor: Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 24