Mancanegara

Serangan Udara Aliansi Saudi Hantam Sebuah Pesta Pernikahan di Yaman, Inggris Ikut Berdosa

Serangan Udara Aliansi Saudi Hantam Sebuah Pesta Pernikahan di Yaman, Komitmen Inggris Disangsikan
Putra Mahkota Kerajaan Arab Suadi Mohammae bin Salman (MBS) berfoto bersama pasukan Arab Saudi yang memerangi Yaman. (Foto: Al Arabiya)

NUSANTARANEWS.CO – Inggris tengah menghadapi tuduhan serius terkait keterlibatan negara ini dalam kasus pembunuhan warga sipil di Yaman. Hal ini setelah adanya sebuah serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang menerjang pesta pernikahan di Yaman baru-baru ini.

Seorang pejabat kesehatan Yaman Khaled al-Nadhri mengatakan seperti dikutip The Independent, mayoritas dari 20 korban yang tewas akibat serangan udara tersebut terdiri dari wanita dan anak-anak. Mereka tengah berkumpul di sebuah tenda yang sedang berlangsung pesta pernikahan di distrik Bani Qayis. Kepala rumah sakit Mohammed al-Sawmali mengungkapkan sedikitnya 46 orang terluka akibat serangan itu, termasuk pengantin pria dan langsung dibawa ke rumah sakit al-Jomhouri untuk menerima perawatan.

Baca juga:

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Di akun media sosial Twitter, banyak kalangan yang mempertanyakan tidak adanya klarifikasi dari pemerintahan Inggris terhadap laporan terbaru tentang kematian warga sipil di Yaman akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi tersebut.

Kelompok Gerakan Melawan Perdagangan Senjata (CAAT) seperti dikutip Russia Today mencatat bahwa Saudi telah membeli peralatan senjata senilai 5,4 miliar dolar AS dari Inggris sejak Maret 2015.

CAAT kemudian merilis sebuah pernyataan sebagai tanggapan terhadap dugaan aksi brutal pemboman yang terjadi pada Minggu (22/4) yang menyasar sebuah pesta pernikahan di Yaman Utara itu. CAAT mempertanyakan kebijakan Perdana Menteri Inggris Theresa May yang terus melanjutkan penjualan senjata ke negara-negara yang telah dituduh PBB melakukan kejahatan perang dan bertanggung jawab atas aksi pembunuhan di Yaman. Sejauh ini, dilaporkan sudah ada 10.000 warga Yaman tewas akibat perang yang dilancarkan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

https://twitter.com/ggreenwald/status/988378780979945472

Seperti diketahui, perang Yaman kini sudah memasuki tahun keempat dan situasi semakin memburuk. Tahun 2016, PBB menyebut aliansi Arab Saudi telah melukai 683 anak di Yaman dan melancarkan serangan sebanyak 38 kali yang menerjang rumah sakit dan sekolah.

Baca juga:

Sebuah koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi dibentuk pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dalam memerangi pejuang Houthi.

“Yaman saat ini telah memasuki tahun keempat perang dan pemboman semakin memburuk. Ribuan orang telah tewas, dan banyak lagi dan akan terus terjadi. Theresa May mengatakan dia ingin Inggris memainkan peran positif di panggung dunia, jadi mengapa pemerintahannya masih saja mempersenjatai dan mendukung kekejaman Saudi? Sudah waktunya bagi dia untuk menempatkan kehidupan orang-orang Yaman di atas kepentingan perusahaan senjata,” kata CAAT dalam sebuah pernyataannya.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Sementara itu juru bicara koalisi Arab Saudi juga menanggapi insiden nahas tersebut. “Kami menanggapi laporan ini dengan sangat serius dan akan diselidiki sepenuhnya,” katanya dikutip Reuters.

Konflik sipil yang sudah berlangsung selama empat tahun di Yaman menyebabkan 22 juta orang, atau 80 persen dari populasi Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,061