Mancanegara

Serangan Israel di Pangkalan Udara Dekat Homs Disebut Atas Perintah AS

NUSANTARANEWS.CO, Suriah – Seorang perwira tinggi militer Suriah berpangkat Brigadir Jenderal menyebut Amerika Serikat di balik penyerangan yang dilancarkan Israel menggunakan jet tempur F-15 di sebuah pangkalan udara di dekat Homs Senin 9 April lalu. Serangan udara yang dilancarkan IAF, Israel Air Force, melalui wilayah Lebanon tersebut membunuh sedikitnya 14 tentara Suriah. Perwira tinggi Suriah tersebut bernama Muhammad Mulhem. Kepada Sputnik Arab, dia membagi pandangannya soal motivasi serang Israel yang menghantam pangkalan terbang di negaranya.

Kata Mulhem, Washington mengirimkan Tel Aviv untuk melancarkan serangan udara di pangkalan udara T-4 Suriah. Mulhem merupakan seorang analis militer Suriah. Artinya, kata dia, AS menghindari konfrontasi langsung dengan Angkatan Bersenjata Suriah di Republik Arab.

Baca juga: Ghouta Timur, Benteng Terakhir Teroris Dukungan Aliansi AS, Israel dan Arab Saudi

Mulhem menuturkan serangan Israel terhadap pangkalan udara T-4 untuk memotivasi moral para kelompok teroris sehingga mereka kembali melanjutkan tugas penghancuran Suriah. Tugas ini dipercayakan kepada mereka selama bertahun-tahun hingga Suriah benar-benar menjadi medan perang selama kurun waktu 7 tahun terakhir.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Menurut Mulhem, serangan tersebut selain untuk mengangkat moral para teroris, juga mengalihkan perhatian soal kekalahan AS di Ghouta Timur. “Pernyataan AS bahwa itu serangan itu bukan untuk menyerang Suriah patut dipahami bahwa artinya AS tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Rusia,” kata Mulhem.

Rusia diketahui masih aktif berpatroli di Suriah meski beberapa skuadron pesawat tempurnya sudah ditarik pada Selasa (12/12) lalu. Penarikan dilakukan di Pangkalan Udara Khmeimim di Provinsi Latakia, Suriah. Upacara penarikan dihadiri langsung Presiden Suriah dan Rusia serta Menteri Pertahanan Rusia. Pangkalan Udara Khmeimim diketahui merupakan markas pasukan udara Rusia yang bertugas membantu tentara pemerintahan Assad untuk memerangi ISIS.

Ghouta Timur disebut-sebut sebagai benteng terakhir pasukan teroris dukungan AS dan sekutunya, termasuk Israel dan Arab Saudi. Sehingga, kata Mulhem, serangan Israel pada 9 April terhadap pangkalan udara Tiyas, salah satu basis angkatan udara Suriah, dekat Homs, yang juga dikenal sebagai pangkalan udara T-4, merupakan upaya pengalihan perhatian publik dari kemenangan pasukan pemerintah Suriah di Ghouta Timur. Tentara Suriah dan Rusia dilaporkan berhasil membebaskan kota tersebut yang dijadikan benteng teroris sejak 2012.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Baca juga: Israel Bungkam Usai Bunuh 14 Tentara Suriah Lewat Serangan Udara

Selain itu, kata Mulhem, Israel juga terus menguji pertahanan udara Suriah melalui serangan yang kabarnya terdiri dari 8 peluru kendali dilepaskan, 3 sampai sasaran dan 5 lainnya berhasil dicegat. Tiga rudal tersebut menghantam bagian barat lapangan udara. Penasihat militer Rusia selamat, sementara menurut kantor berita FARS, 4 warga Iran tewas akibat serangan itu.

Amerika sendiri sebelumnya membantah pihaknya sebagai pelaku serangan di pangkalan udara T-4. Karuan saja, serangan diketahui menggunakan jet tempur F-15 Israel via wilayah Lebanon. Israel juga bungkam atas serangan tersebut. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,050