Budaya / SeniPuisi

Sepilihan Puisi Rahmat Akbar – Doa Awal Tahun

Lukisan Borubudur yang dipamerkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Borobudur Today”, di Limanjawi Art House kawasan Borobudur. (FOTO: Dok. bisniswisata)
Lukisan Borubudur yang dipamerkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Borobudur Today”, di Limanjawi Art House kawasan Borobudur. (FOTO: Dok. bisniswisata)

Puisi Rahmat Akbar

DOA AWAL TAHUN

Serhananya
Doa awal tahun
Segala tampuk cerita
Biarlah meretas seusai hari tiba
Syarat akan manfaat dan mudharat
Jeruji waktu tabu mengelupas
Hingga gulma-gulma jiwa akan meretas
Dengan segala doa, usaha menggunung
Tertumpuk angan
Mengendap lalu memburai
Sampai kita siap mendapatnya

Biarlah waktu melarat
Sebab tubuh ibarat sehelai daun
Berwarna hijau kemudian mengguning
Lalu gugur meninggalkan dahan
Jatuh ke tanah, menyusut
Hilang. Tertinggal cerita kelam

Jauh sebelum tampuk senja menjamu
Sudahkah kita sebagai umatNya
Bercengkrama setiap waktu
Melafaskan asma, menyebut
Sampai kerongkongan dan nafas tak berhembus

Ah, terlalu naif apabila kita berkata abadi
Yang abadi hanya sebuah karya
Kita semua akan jadi bangkai
Di ruangan persegi empat
Pertayaan akan muncul
Terlaksanakah atau belum
Ketika kita lihat dunia.
Sedang, Sesuatu yang dapat menuntun kita
Ke Raudatul Jannah. Keinginan semua

Kotabaru, Januari 2018

JANUARI

Januari basah
Meluap-luap selasar mata
Melesat menuju pusat angin
Berubah atau diam ditempat selamanya

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Barangkali saat sunyi tiba
Tumpaslah urusanmu dengan malam
Dalam sebuah kamar tak bercelah
Bacalah peristiwa dunia

Alam menyuguhkan kemolekannya
Hewan menampakkan peranggainya
Manusia sibuk berkampanye
Politik atau kerja. Sama saja
Maka, kutulis peristiwa
Melalui sajak-sajak luka saudara

Januari basah
Alam mulai bercerita
Manusia serupa hewan sedang mengancang-ancang
Melalui bincang
Merekatkan, segala urusan dunia
Hanya sesaat dan hilang.
Sedang Tuhan akan membagi bahagia dan cobaan

Kita hanya menunggu kapan datang
Benih itu telah memburai
Apakah kita dapatkan bahagia
Atau nimati cobaan

Saat haluan diubah untuk kemaslahatan
Maka cinta dan kasiNya akan ada

Kotabaru, Januari 2018

Rahmat Akbar, kelahiran Kotabaru 04 Juli 1993 Kalimantan Selatan. Puisinya mengisi beberapa media massa seperti Republika, Pikiran Rakyat, Hari Puisi, Denpasar Post, Redaksi Apajake, Bangka Pos, Solopos, Riau Post, Malut Post, Jurnal Asia, Fajar Makassar, Kampoeng Jerami, Haluan Padang, Majalah Simalaba, Minggu Pagi, Medan Post, Kabapesisir, Radar Mojekerto, Radar Bojonegoro, Radar Cirebon, Rakyat Sumbar, Radar Banyuwangi, Koran Dinamikanews, Malang Post, Analisa Medan, Magelang Ekpres, Flores Sastra, Koran Merapi, Tribun Bali, Media Kalimantan dan sejumlah antologi bersama. Mengabdikan diri di sekolah SMA Garuda Kotabaru dan pendiri sekaligus pembina siswa-siswanya di Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru. Akbar bisa disapa melalui email [email protected], fb: Kai.akbar

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,195