Berita UtamaMancanegara

Seorang Jurnalis Investigasi Panama Papers Terbunuh Akibat Ledakan Bom

NUSANTARANEWS.CO – Seorang wartawan investigasi yang melaporkan skandal Panama Papers tewas terbunuh pada hari Senin (16/10) di negara Mediterania, Malta, akibat sebuah bom yang meledakkan mobilnya.

Media setempat melaporkan bahwa bom tersebut meledak sesaat setelah Daphne Caruana Galizia mengendarai mobilnya dari rumah. Dilaporkan bahwa mobil tersebut terlempar keluar dari tepi jalan dan hancur total.

Caruana Galizia dikenal karena secara intensif terus melaporkan korupsi yang dilakukan oleh para politisi Malta. Ia menuduh istri Perdana Menteri Malta Joseph Muscat menyembunyikan aset dengan membentuk sebuah perusahaan di Panama.

Terkait dengan persitiwa naas tersebut, Presiden Malta, Marie-Louise Coleiro Preca, meminta semua pihak untuk tenang. “Pada saat-saat ini, ketika negara ini terkejut dengan serangan kejam semacam itu, saya meminta semua orang untuk mengukur kata-kata mereka, untuk tidak memberikan penilaian dan menunjukkan solidaritas,” katanya sebagaimana dikutip The Guardian.

Sementara dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Muscat mengecam “serangan barbar” tersebut, dengan mengatakan bahwa dia telah meminta polisi untuk menjangkau petugas keamanan negara lain guna membantu mengidentifikasi pelaku peledakan

Baca Juga:  Anton Charliyan Gelar Giat Rutin Berkah Ramadhan Kepada Para Jompo, Anak Yatim, Santri, dan Rekan Media di Priangan

Muscat juga mengatakan bahwa Galizia adalah salah satu kritikusnya yang paling keras, namun ia mengecam kejadian tersebut. Ia mengatakan kejadian itu sebagai serangan terhadap kebebasan pers dan menyerukan penyelidikan menyeluruh.

Seperti diketahui, selama dua tahun terakhir, laporan Galizia sebagian besar fokus terhadap pengungkapan Panama Papers, kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang bocor dari database internal firma hukum terbesar keempat di dunia, Mossack Fonseca. Bocoran data itu didapatkan dari koran Jerman  Süddeutsche Zeitung yang kemudian dibagikan kepada mitra-mitra medianya yang tergabung dalam International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) Washington termasuk the Guardian.

Seorang tokoh terkemuka dalam penyelidikan Panama Papers, yang juga anggota parlemen Jerman Sven Giegold, mengatakan bahwa dia “sangat terkejut dan sedih.”

“Masih terlalu dini untuk mengetahui penyebab ledakan tapi kami berharap bisa melakukan penyelidikan menyeluruh,” kata Giegold. “Sama sekali tidak ada toleransi untuk kekerasan terhadap pers dan pelanggaran kebebasan berekspresi di Uni Eropa.”

Baca Juga:  Korban Soegiharto Sebut Terdakwa Rudy D. Muliadi Bohongi Majelis Hakim dan JPU

Media juga melaporkan bahwa Caruana Galizia telah mengajukan laporan atas ancaman kepada dirinya ke polisi dua minggu lalu.

Caruana Galizia hidup bersama suami dan tiga anaknya. Salah seorang anak laki-lakinya, Matthew, berada di tim Konsorsium Investigasi Internasional yang memenangkan Hadiah Pulitzer untuk karyanya mengenai skandal Panama Papers.

Sebagai seorang jurnalis yang kritis dan independen, Galizia sering mengkritik pemerintah, serta melakukan investigasinya kepada berbagai target, mulai dari bank yang memfasilitasi pencucian uang hingga hubungan antara industri game online Malta dan Mafia. Gazilia juga seorang kolumnis yang menulis kolom dua kali seminggu untuk The Malta Independent sejak 1996 dan menulis sebuah blog, “Running Commentary.”

Setengah jam sebelum terbunuh, Galizia mengunggah tulisan pada situsnya mengenai sebuah pesan tentang klaim fitnah terhadap dirinya oleh seorang pejabat pemerintah. (Aya)

 

Related Posts

1 of 3