NUSANTARANEWS.CO – Kita mungkin biasa mendengar atau melihat lukisan pasir, lukisan dari hasil pembakartan atau lukisan kopi. Tapi, apakah anda pernah mendengar tentang lukisan yang dibuat dengan menggunakan media tembakau?
Adalah seorang seniman muda asal Alexandria-Mesir, Abdelrahman al-Habrouk seorang seniman muda yang mencoba mengembangkan seni lukis menggunakan media tembakau tersebut. Demi terciptanya sebuah lukisan, ia kerap mengurung dirinya di dalam studio duduk membungkuk dengan selembar kertas dihadapannya dan membubuhkan tembakau menjadi sebuah seketsa.
Setelah taburan tembakau tersebut tertata rapi sebagaimana sketsa yang diinginkan, ia akan menaburkan bubuk mesiu dan membakarnya untuk menghasilkan sisa pembakaran berupa potret dari sketsa semulanya.
Bahan tembakau sebagai media lukis memang hal yang tidak biasa. Karya-karya Habrouk mengundang perhatian awak media. Keunikan lukisan tembakaunya memperoleh banyak perhatian.
Saat diwawancarai oleh Reuters, saat ditanya mengenai ide awal dari penggunaan tembakau tersebut Habrouk mengungkapkan, “Idenya adalah saya mencoba membuat seni hidup lebih lama.”
Pria berusia 23 tahun tersebut memang sudah lama menekuni dunia seni lukis. Ia mengaku telah bertahun-tahun bereksperimen dengan menggunakan kopi, garam, maupun pasir akan tetapi hasilnya tidak awet menurutnya. Sedangkan teknik tembakau yang kini tengah ditekuninya dapat bertahan lama.
Selain mendapatkan hasil yang lebih memuaskan dan dapat bertahan lebih lama, ia juga mengaku cukup terkesan dengan pekerjaanya dengan alasan belakangan tembakau dianggap sebagai bahan yang berbahaya dan ia tidak menafikan bahwa mungkin saja itu kebenaran. Akan tetapi, berkarya adalah sesuatu yang baik. Jadi, ia ingin membuat sesuatu yang baik dari sesuatu yang dianggap berbahaya.
Hingga saat ini, telah banyak potret hasil karya dari lukisan tembakau Habrouk yang mulai dikenal melalui dunia maya. Potret aktor-aktor terkenal seperti Johnny Deep, juga aktor lokal Mesir seperti Adel Imam berhasil dibuatnya dengan sangat memukau.
Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon