EkonomiPolitik

Sengkarut Wajah Infrastruktur Era SBY dan Jokowi

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rumah Amanah Rakyat mempertanyakan sekaligus mengkritisi salah satu program unggulan di era rezim Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pertanyaan ini muncul menyusul anggapan sejumlah pihak terhadap pencapaian infrastruktur yang dibangund atau yang diresmikan di erak Kebinet Kerja ini.

Direktur Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahaean menelaah, senyatanya butuh wakta berapa lama untuk mengerjakan sebuah infrastruktur hingga selesai? Ferdinand juga masih mempertanyakan apakan di era Presiden Jokowi benar-benar berhasil membangun infrastruktur hanya dalam 2 tahun?

“Mari kita telisis perlahan supaya jernah!” ujar Ferdinand seperti tersurat dalam tulisannya berjudul “Menelisik Fakta Infrastruktur”, Rabu, 16 Agustus 2017.

Ferdinand memberika uraian pendek, pembangunan infrastruktur besar jika dihitung dari perencanaan hingga pembangunan konstruksi butuh waktu tidak sedikit. Jika infrastruktur bernilai trilliunan tentu butuh waktu setidaknya 1-2 tahun studi dan perencanaan, 1 tahun Persiapan anggaran, 2-3 tahun pelaksanaan fisik hingga selesai. Artinya butuh waktu setidaknya 3-5 tahun untuk sebuah proyek bernilai 5 trilliun. Apalagi sebuah proyek yang puluhan trilliun, tentu butuh waktu lebih lama, karena infrastruktur memiliki hambatan yang tidak mudah dilapangan.

Baca Juga:  Gerindra Jatim Beber Nama-Nama Calon Kepala Daerah Yang Diusung

Baca: Benarkah Capaian Pembangunan Infrastruktur Rezim Jokowi Hanya Klaim Belaka?

“Dengan demikian, hampir dapat dipastiksn bahwa semua infrastruktur yang diresmikan Jokowi hingga sekarang adalah proyek yang sudah dikerjakan sejak era SBY. Jangan dibilang mangkrak, karena memang waktunya sedemikian rupa. Jika tidak percaya, silahkan tunjukkan proyek mana yang digagas pemerintahan Jokowi, dilaksanakan 100% di era Jokowi yang sudah selesai 100% dan diresmikan. Saya yakin tidak ada yang mampu tunjukkan,” terang Ferdinand.

Lebih lanjut ia memberika contoh beberapa pembangunan Infrastruktur di era Revolusi Mental ini yang baru dikerjakan baru-baru ini. Pembangunan yang menurut Ferdinand, bisa jadi hanya akan diklaim dan digembar-gemborkan sebagai prestasi sepihak (pihak Rezim Jokowi?).

Pertama, sebut Ferdinand, Bandara Kertajati yang semakin mendekati rampung. Tahukah anda bahwa bandara ini aks dibangun terintegrasi seluas 5000 HA dengan total biaya 25 T lebih?

“Bandara ini sudah dimulai studi kelayakannya sejak tahun 2004 era SBY. Proses terus bergulir hingga mulai dibangun era pemerintahan SBY dan awalnya ditargetkan rampung 2016. Meski sekarang mundur ke 2018. Itulah hambatan yang terjadi dilapangan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Gambarnya Banyak Dirusak di Jember, Gus Fawait: Saya Minta Maaf Kalau Jelek Gambarnya

Kedua, Kereta api bandara atau Skytrain. “Tahukah anda bahwa itu sudah dicanangkan dan dimulai tahun 2012 era SBY dalam program 5 agenda pengembangan Bandara Soekarno Hatta yang disebut Aerotopolys senilai Rp.26,7 T? Semua bertahap dan akhirnya selesai diera Jokowi,” cetus Ferdinand.

Sedangkan yang ketiga, adalah Kapal Selam dari Korea Selatan. Kapal selam itu, kata dia, dipesan sebanyak 3 Unit oleh SBY tahun 2011? 1 unit dikerjakan 100% oleh Korea Selatan dan sudah selesai, sedang dikirimkan ke Indonesia. Unit kedua akan dibangun dengan skema Indonesia 50%-50% Korsel. Unit ketiga akan dibangun 100% di Indonesia. “Begitulah TOT yang dicanangkan oleh SBY,” ujarnya.

Adapun yang keempat ialah pesawat N-219 yang baru saja terbang perdana hari ini yang diproduksi 100% oleh PT Dirgantara Indonesia. “Tahukah anda itu sudah dimulai sejak era SBY periode kedua memerintah?,” cetus Ferdinand lagi.

Menurut dia tidak keempat yang disebutkan tadi, melainkan masih banyak proyek lain sebagai contoh yang diresmikan Jokowi adalah proyek era SBY. Bukan mangkrak, tapi memang jadwalnya sedemikian rupa. Waduk Jatigede, Jembatan Tayan di Kapuas, Pembangkit Listrik, Jalan Trans Papua yang sudah dimulai sejak 2010, masih banyak tak petlu kita sebut semua. Bandingkan sekarang dengan proyek yang digagas oleh Era Jokowi dan tidak kunjung berjalan pasca ground breaking seperti Kereta Cepat Jakarta Bandung, Kereta Api Sulawesi, Listrik 35 Ribu MW. Dan yang lain masih belum jelas.

Baca Juga:  Punya Stok Cawagub, PDI Perjuangan Berpeluang Usung Khofifah di Pilgub Jawa Timur

“Begitulah realita infrastruktur kita supaya jernih melihat bangsa ini secara utuh. Yang hebat dan berprestasi layak di apresiasi,” tandas Ferdinand memberikan pembelaannya terhadap fakta yang ia miliki dan sejauh yang diketahui sepanjang pemerintah SBY dan Jokowi.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 12