Budaya / SeniPuisi

Sendang Mbelik – Watu Gilang

Puisi Eko Setyawan

Watu Gilang

Aku telah menjadi saksi dari kunjungan agung. Menunggu pada tapal masuk hutan dan menjadi pengungsi yang setia. Tetapi namaku dipudarkan oleh kepala-kepala kerbau yang dijadikan pemantik keselamatan. Lamat-lamat orang-orang lupa ingatan, sejarah dihapuskan tiba-tiba atas nama keyakinan.
Sendang Mbelik

Aku bersembunyi dari kesunyian
yang begitu mencekam dan menakutkan.
Menunggu kubangan dari air keruh
berwarna keemasan serupa hadiah
pada perayaan natal juga lebaran.
Ketupat yang dibalur dengan kuah opor
dan santan yang seringkali dihindari
oleh orang-orang yang amat takut dengan kematian.

Labi-labi menyelam semakin dalam
menuju dasar, tandas pada kebisuan manusia.

Eko Setyawan, lahir dan menetap di Karanganyar, Jawa Tengah. Menempuh kuliah di Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret. Beberapa karyanya termaktub dalam buku antologi puisi bersama dan kumcer. Buku kumpulan puisinya yang pertama akan terbit pada September-Oktober. Bernaung di Komunitas Sastra Senjanara dan Komunitas Kamar Kata Karanganyar.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 114