NUSNATARANEWS.CO – Menyisir kota Semarang, kita akan menemukan setumpuk peristiwa masa lampau tentang pergolakan dan perjalanan sebuah kota yang pada masanya memiliki peran sentral kekauatan di tanah Jawa.
Letaknya yang berada di pesisir pantai utara, menempatkan pelabuhan Kota Semarang menjadi rumah singgah sekaligus mukim yang banyak diminati para pendatang asing.
Realitas Semarang masa lampau ini yang pada akhirnya dalam perjalanannya yang panjang mampu mengubah wajah Kota Jamu memiliki corak khas. Jejak peradaban Hindu sampai saat ini masih bisa kita jumpai di kota Semarang. Pun demikian dengan jejak-jejak pendudukan kolinial Belanda, masih terasa kuat mewarnai sudut-sudut capital town Provinsi Jawa Tengah ini.
Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo letaknya persis berada di lereng gunung Ungaran. Tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Destinasi wisata sejarah ini merupakan salah satu destinasi unggulan kota Semarang. Bahkan keberadaan Candi Gedong Songo menjadi salah satu ikon wisata Jawa Tengah, setelah Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Disebut dengan Candi Gedong Songo, lantaran jumlah candi yang terdapat dilokasi berjumlah sembilan bangunan candi. Berbeda dengan Candi Prambanan, yang letaknya berdekatan, Candi Gedong Songo bertebaran agak berjauhan di lereng Gunung Ungaran.
Candi peninggalan Hindu dari zaman Wangsa Syailendra ini diperkiran berdiri sejak tahun 927 masehi. Karena letaknya di lereng Gunung Ungaran, candi ini berada diketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan air laut, sehingga suhu udara cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C).
Baca: Ziarah Situs Sejarah Tempo Dulu Edisi Candi Gedong Songo.
Kota Lama
Kota Lama merupakan potret Semarang tempo dulu. Kita akan disuguhkan nuansa ‘pekampungan’ Belanda tempo dulu. Jadi, tak perlu pergi jauh-jauh ke Belanda untuk melihat arsitektur bangunan Eropa abad 17. Karena di Semarang tepatnya di Kota Lama berdiri kokoh bangunan-bangunan khas Eropa peninggalan Belanda.
Kota Lama Semarang merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda, sekitar lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi.
Disebut pula Kota Lama karena dulunya kawasan ini menjadi sentral administrasi bagi pemerintahan VOC di daerah Semarang. Selain itu, kawasan ini juga dulunya merupakan pusat perdagangan di abad 19-20.
Bangunan-bangunan peninggalan tempo dulu di kawasan ini antara lain stasiun Kereta Api Tawang, Nilmij, Marba, Taman Sri Gunting, Gereja Gedangan, Marabunat dan De Speigel. Saat di stasiun Kereta Api Tawang jangan lupa cicipi jamu tradisional khas kota Semarang ini.
Baca: Ziarah Situs Sejarah Tempo Dulu Edisi Kota Lama Semarang.
Lawang Sewu
Bangunan bersejarah yang terletak di jantung kota Semarang ini menjadi saksi bisu atas pendudukan Hindia Belanda di negeri ini di abad 19. Selain memiliki sisi historis yang merekam sejarah tempo dulu, situs bangunan Lawang Sewu kini dijadikan sebagai destinasi wisata Kota Semarang.
Lawang Sewu ini tepat menghadap ke arah Tugu Muda. Sehingga memudahkan bagi pengunjung yang tertarik untuk mengaksesnya. Dulunya, bangunan lawas bergaya Art Deco ini merupakan salah satu gedung termegah saat itu. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907.
Sampai saat ini kita bisa menyaksikan bagaimana arsitektur khas Eropa abad 19 masih jelas terekam di bangunan bersejarah tersebut. Sejak dahulu kala, kota Semarang sudah dijadikan pusat perdagangan. Akses perekonomian Belanda berpusat di kawasan ini.
Baca: Ziarah Situs Sejarah Tempo Dulu Edisi Lawang Sewu. (Red-01)