NusantaraNews.co, Jakarta – Penyelenggaraan Hari Puisi Indonesia 2017 merupakan Hari Puisi yang kelima sejak pertama kali digelar. Dari tahun ke tahun, acara kesusastraan paling prestisius di Indonesia ini terus mengalami peningkatan, mulai dari acara-acara yang disajikan hingga apresiasi dan sumbangsih masyarakat sastra di Indonesia.
Di tahun kelima Hari Puisi Indonesia ini, selain acara tahunan yakni Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia, ada juga acara cukup monumental yaitu Parade Puisi (Pejabat, Tokoh, Pengusaha dan Penyair) yang digelar di Graha Bhakti Kebudayaan Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Selasa (3/10/2017) malam.
Salah satu pejabat negara yang menggetarkan panggung parade puisi Hari Puisi Indonesia 2017 ialah Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri.
“Berpedomanlah Pada Cita-cita”, itulah judul puisi karya Ir. Soekarno yang dibacakan Menaker dengan penuh emosi yang meledak-ledak di atas panggung.
Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri unjuk kebolehan membaca puisi saat menghadiri Hari Puisi Indonesia Tahun 2017.
Dengan puisi guratan sang Presiden pertama Indonesia itu, Menaker mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk optimis menghadapi tantangan-tantangan masa depan. “Saatnya kita sebagai bangsa melihat ke depan, penuh optimisme, bekerja keras,” ujarnya.
Tentang puisi, Menteri Hanif mengatakan, bahwa puisi merupakan sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari realita kehidupan manusia. Oleh karena iu, dirinya mendukung agar proses berpuisi terus dikembangkan dan dilestarikan, khususnya pelaksanaan Hari Puisi yang konsisten diselenggarakan setiap tahun.
“Karena di sana mengalir realita yang metaforik. Kemudian metafora yang realistik. Kemudian di sana ada etika dan juga estetika,” kata Menaker.
Selain Menteri Khanif ada sejumlah pejabat, Tokoh, Pengusaha dan Penyair yang dinacangkan oleh paniti HPI 2017 antara lain, Lukman Edi (Anggota DPR-RI), Aria Bima (Anggota DPR-RI), Imam Nahrawi (Menpora RI), Agus Santoso (Ketum IPEBI), Yudi Latif (Kepala UKP-PIP) dan lain sebagainya.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman
