Gaya Hidup

Selamatkan Kehidupan Laut Dengan Hemat Plastik

Selamatkan kehidupan laut dengan hemat plastik.
Selamatkan kehidupan laut dengan hemat plastik/Ilustrasi: dreamstime.com

NUSANTARANEWS.CO – Selamatkan kehidupan laut dengan hemat plastik. Sejak diberlakukannya kebijakan kantong plastik berbayar pada 21 Februari 2016 –yang bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, banyak sekali kontroversi yang muncul. Baik di kalangan masyarakat kecil maupun menengah. Ada yang setuju akan hal tersebut, ada pula yang menolak mentah-mentah.

Bukankah segala sesuatu dimulai dari hal kecil yang baik, dari kita sendiri? Bukan soal keegoisan kali ini, tapi tentang kenyamanan bersama. Masih ingatkah kamu tentang tragedi kelam longsornya gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tahun 2005 silam? Gunungan sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter terbelah dan melahap 2 kampung yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok dengan tumpukan sampah? Maukah hal tersebut terulang kembali?

Tahukah bagaimana kondisi Indonesia jika tidak ada kantong plastik berbayar atau diet kantong plastik? Data dari www.sciencemag.org dan www.iswa.org mengungkapkan akibatnya, yaitu:

– Indonesia akan tetap menduduki peringkat kedua pembuangan kantong plastik di lautan, bahkan akan lebih parah jika tetap dibiarkan!Setiap tahunnya, Indonesia menggunakan sekitar 10,95 juta lembar kantong plastik per 100 gerai. Kini ada 32.000 retail.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

– Jika dibandingkan luasan lapangan sepak bola, plastik pertahun mampu memenuhi luasan 21,024 hektar. Jumlah yang besar dan mungkin akan bertambah jika kita tidak bijak mengelola sampah kantong plastik.

– Rata-rata kantong plastik digunakan hanya 25 menit. Tetapi untuk hancur dan terurai di alam dibutuhkan hingga 500 tahun.

– Jika tidak adanya kantong plastik berbayar atau diet kantong plastik, maka peneliti memperkirakan hampir seluruh dunia akan terkepung dengan lautan sampah plastik tahun 2025.

– Hal ini berarti akan semakin banyak hewan laut seperti ikan dan penyu yang akan makin kekurangan sumber makanan mereka, sehingga sampah plastik akan jadi bagian makanannya.

– Data menunjukkan bahwa 99% plastik mikroskopik lenyap dilautan dan diperkirakan telah dimakan ikan dan hewan laut lainnya. Hal ini sudah terbukti dengan ikan yang makin banyak teracuni dan berisi sampah plastik di dalam perutnya.

Selamatkan kehidupan laut. Indonesia merupakan penyumbang limbah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. (An/Alya)

Related Posts

1 of 3,049